Friday, July 25, 2014

Khutbah Idul Fitri 1435 H

Membumikan Nilai-nilai Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri



dalam Mewujudkan Kota Cirebon yang RAMAH

(Religius, Aman, Maju, Aspiratif dan Hijau)

Oleh: Ustadz Ahmad Yani el-Muchtary

(Ketua Umum At-Taqwa Centre Kota Cirebon)

الخطبة الأولى

اَلسَّلامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ

اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ (9x)

الْحَمدُ لله كَثيْرًا واللهُ أكْبَرُ كَبِيْراً ، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأصِيْلاً ، لَهُ الْحَمْدُ جَلَّ وَعَلاَ عَلىَ نَعْمَائِهِ ، وَلَهُ الشُّكْرُ عَلىَ سَرَّائِهِ ، وَلَهُ الصَّبْرُ عَلىَ مَا قَضَى مِنْ بَلاَئِهِ ، وَأشْهَدُ أنْ لاَ إلهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ، نَبِيُّهُ الْمُصْطَفَى ، وَرَسُوْلُهُ الْمُجْتَبَى ، اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلهِ وَأصَحَابِهِ أجْمَعِيْنَ ، أمَّا بَعْدُ ، فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وإيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ ، وَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى وَخَابَ مَنْ طَغَى . قَالَ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ أعُوْذُ بِالله مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahilhamd.

Hadirin Sidang I’dul Fitri yang dimuliakan Allah

Di hari yang fitri ini, tidak ada yang lebih indah untuk kita lafadzkan selain untaian puja dan puji syukur kehadirat Allah Swt. Penggenggam segala urusan, Yang Menganugerahi kita nikmat iman, Islam, dan ihsan. Dengan ketiga nikmat itulah, kita memiliki kekuatan untuk menunaikan ibadah puasa sebulan penuh. Ibadah yang berfungsi sebagai sarana pendidikan, untuk mengasah spritualitas kita menjadi pribadi bertakwa. Pribadi yang menyadari hakikat dirinya sebagai hamba Allah. Sungguh tanpa izin dan iradah-Nya tak mungkin kita bisa hadir di lapangan ini. 

Pada hari yang berbahagia ini, kaum Muslimin di seluruh pelosok dunia, hingga pojok-pojok kota, bahkan sampai ke pelosok desa dan gunung-gunung, semua membesarkan asma Allah Ta’ala, mengumandangkan takbir, tahlil dan tahmid. Kita dengar, lantunan kalimat ini menggetarkan angkasa dan merasuk ke dalam hati kita. Subhanallah, kaum Muslimin seluruhnya melantunkan syukur atas kenikmatan yang dianugerahkan Allah Ta’ala, setelah sebelumnya melaksanakan ibadah di bulan yang dimuliakan, yaitu ibadah di bulan Ramadhan. Kemenangan ini, insya Allah kita raih, yang tidak lain dengan meningkatkan taqwa dan amal shalih. Dan jadilah diri kita sebagai insan yang benar dalam keimanan. Maka, hendaklah kita juga bersyukur, karena Allah Ta’ala telah memberikan hidayah kepada kita berupa akidah yang benar, sementara itu masih banyak orang yang tidak mendapatkannya. Maka bergembiralah kita karena kita telah terpilih untuk bisa hadir di bulan suci Ramadhan. Bersyukurlah kita yang telah berhasil mencelup diri kita, mensucikan diri kita di bulan Ramadhan sehingga hari ini kita bisa menyaksikan Idul Fitri 1435 H dengan penuh suka cita.

Hakikat I’dul Fitri

Ramadhan baru saja berakhir. Hari ini kita sudah tiba di hari fitri, hari raya kesucian asal. Hari raya kemanusiaan primordial. Marilah kita fahami apa sesungguhnya makna hakiki dari ‘idul fitri. ‘Id artinya “kembali” dan “fitri” berarti “agama yang benar” atau “kesucian” atau “asal kejadian”. Fitrah manusia, adalah merupakan perjanjian primordial manusia dengan Tuhannya ketika masih di alam arwah, sebagaimana dapat kita simak dalam firman Allah QS. al-A’raf : 172 :

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ . 

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”, [Al-A’raf, 7.172]

Pada hakikatnya, jiwa dan diri kita, sejak dari awal kodratnya, telah dikondisikan untuk beragama tauhid. Dari sinilah lahir konsep dan keyakinan bahwa setiap bayi yang lahir, dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah, yang menjadikan anak tersebut menjadi Nashrani atau Majusi. Seperti sabda Rasul

كل مولود يولد على الفطرة فأ بواه يهودانه أو ينصرانه أويمجسانه (روه بخاري)

Setiap anak Adam itu dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci) kedua orang tuanyalah yang membuatnya Nasrani, Yahudi atau Majusi (HR Bukhari). 

Karena setiap anak terlahir dalam keadaan suci maka dia bersifat hanif, artinya selalu cenderung kepada kesucian dan kebaikan. Dia dilengkapi hati nurani sebagai pusat kedirian kita. Artinya bahwa nilai nilai kesucian (fitrah) yang sebenarnya merupakan nilai-nilai ilahiah itu sudah melekat atau (built in) dalam diri kita sejak dahulu sebelum kita dilahirkan.

Kesadaran ini merupakan tanda keberhasilan kita menjalankan rangkaian ibadah di bulan Ramadhan. Puasa, tarawih, tadarus, zakat, dan sedekah hakikatnya adalah media metamorfosa yang disediakan Allah untuk kita. Jika semuanya dijalankan dengan baik dan penuh penghayatan, maka pada hari ini kita akan menjadi sosok baru yang berbeda dari sebelumnya. Kita akan menjadi muslim sejati yang bersih dari noda dosa sebagaimana dilukiskan Rasulullah melalui sabdanya:

فَمَنْ صَامَهُ وَقَامَهُ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا خَرَجَ مِنْ ذُنُوْبِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ.

“Orang yang berpuasa dan mendirikan shalat malam dengan dasar iman dan mengharapkan pahala dari Allah, niscaya akan terbebas dari dosa-dosanya seperti ketika dilahirkan oleh ibunya.” (HR Ibnu Majah dan Ibnu Khuzaimah)

Namun sebaliknya, jika ibadah puasa dilaksanakan sekadar untuk menggugurkan kewajiban, maka kita takkan mendapatkan keistimewaan Ramadhan. Ibadah Ramadhan hanya akan menjadi rutinitas tahunan yang tak membawa perubahan apa-apa. Ibadah puasa takkan memperbarui diri dan kepribadian kita menjadi lebih baik. Janganlah sampai kita termasuk orang-orang yang rugi seperti disabdakan Rasulullah Saw. dalam hadistnya:

رُبَّ صَائِمٌ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الْجُوْعْ وَالْعَطَشْ . 

”Berapa banyak orang yang puasa tidak mendapat dari puasanya kecuali lapar dan dahaga.” (HR Nasai dan Ibnu Majah) 

Kesuksesan menjalankan ibadah puasa bukan terletak pada kekuatan menjauhi faktor yang membatalkannya sejak fajar menyingsing hingga matahari terbenam. Tapi harus tercermin dari sikap dan perilaku kita sebelas bulan berikutnya. Sejak hari ini sampai Ramadhan yang akan datang. Oleh sebab itu, mari jadikan hari kemenangan ini sebagai momentum perubahan. Patrikan niat untuk mengisi hari-hari di masa depan, dengan aktivitas multiguna yang bernilai ibadah. Kuatkan tekad untuk menjadi pembaharu, lalu hadirkan perubahan positif bagi keluarga, lingkungan dan masyarakat dalam menghadapi problematika kehidupan yang semakin kompleks. Amien ya rabbal ‘alamien

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahilhamd.

Hadirin, Kaum Muslimin Sidang I’d yang berbahagia ! 

Tantangan Nyata Membangun Negeri

Tantangan nyata yang dihadapi kehidupan kita, terutama dalam proses pembangunan bangsa dan negara saat ini, antara lain ialah masih tingginya angka kebodohan, pengangguran-kemiskinan, masalah kesehatan, krisis moral anak bangsa dari rakyat hingga para pejabat, dan semakin derasnya penjajahan gaya baru: kapitalisme global, materialisme, hedonisme, pragmatisme, sekuerisme, liberalisme, termasuk liberalisme keagamaan, dll. Tentu saja ini menjadi tantangan tersendiri bagi kita dalam lingkup negara yang sedang berkembang. Dalam sejarah panjang kehidupan manusia bahwa masalah-masalah yang muncul, karena disebabkan oleh faktor manusianya sendiri, sebagaimana diisyaratkan Alqur’an QS. Ar-Rum, 30: 41:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (٤١)

“telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Diantara bentuk-bentuk perbuatan manusia yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran umat/bangsa, sebagaimana telah terjadi pada umat-umat terdahulu terdahulu, antara lain:

a. Kufur nikmat (todak mensyukuri nikmat)

b. Perbuatan dzolim;

c. Banyak melakukan dosa dan maksiat;

d. Merjalelanya kerusakan dan kebejatan;

e. Meremehkan amar ma’ruf nahi munkar;

f. Bermumalah dengan cara riba dan membiarkan perzinahan;

g. Menyelisihi perintah Rasululullah SAW.

h. Hilangnya keadilan dan tidak ditegakkannya hukum-hukum Allah;

i. Bersikap ekstrim dalam segala perkara;

j. Terlalu cinta dunia (melupakan urusan akhirat);

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahilhamd.

Hadirin, Kaum Muslimin Sidang I’dul Fitri yang berbahagia 


Nilai Ibadah Ramadhan-Idul Fitri dan Visi Kota Cirebon RAMAH

Kita patut bersyukur kepada Allah SWT bahwa kita telah mendapatkan pendidikan yang sangat berarti di madrasah Ramadhan, yang dapat menguatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Sebagai modal dan landasan utama dalam mebangun manusia yang berkualitas, sehingga pada gilirannya kita akan mampu menghadapi tantangan kehidupan yang semakin kompleks tersebut, semoga kita juga terhindar dari aszab dan murka Allah SWT. 

Sebagai masyarakat Kota Cirebon kita pun merasa bersyukur dan bangga bahwa dengan Visi Kota Cirebon yang telah dicanangkan Pasangan Walikota/Wakil Walikota Cirebon: Bapak Drs. H. Ano Sutrisno, MM.dan Bapak Drs. H. Nasrudin Azis, SH. adalah “Terwujudnya Kota Cirebon Sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiratif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018”. Visi ini sangat jelas memiliki jangkauan ke depan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan warga Kota Cirebon dalam berbagai aspeknya. Ditinjau dari perspektif Islam yang Rahmatan lil’alamin, visi ini juga Insya Allah dapat menghantarkan kita menuju kehidupan yang lebih baik di dunia, maupun di akhirat kelak (hasanah fiddunya dan hasanah filakhirat). Pertanyaan besar kita adalah “BAGAIMANA UPAYA KITA UNTUK IKUT SERTA MEWUJUDKANNYA?” Nilai-nilai Ibadah Ramadhan dan I’dul fitri dapat menjadi energi positif dalam mewujudkannya.

Kehidupan yang religius adalah kebutuhan asasi setiap individu, kehidupan yang religius adalah sebuah kondisi yang harus menjadi sentuhan dalam seluruh aspek kehidupan kita, dimulai dari kehidupan keluarga sebagai institusi terkecil dari lapisan kehidupan masyarakat yang lebih luas, lingkungan tetangga, lingkungan tempat kita bekerja, sampai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sentuhan religi sangat terasa selama bulan Ramadhan, kita melaksanakan segala upaya ketataatan terhadap perintah Allah SWT dan kita juga berusaha untuk menghindarkan diri dari hal-hal yang sia-sia dan kemaksiatan. Suasana yang agamis (Islami) sangat terasa dan nampak dalam setiap langkah dan kondisi kehidupan. Inilah cermin religiusitas yang kita harus bawa dari madrasah Ramadhan untuk membangun Kota Cirebon yang religius. Dimulai dari sikap kita dan kebijakan pemerintah dan wakil rakyat yang agamis, akan menjadi momentum penting dalam akselerasi pencapaian visi religius kota yang kita banggakan ini, karena sesungguhnya kehidupan keagaman rakyat sangat ditentukan juga oleh kondisi keagamaan para pemimpinnya. Sebagaimana pernyataan Ibnu Khaldun (sosiolog muslim kenamaan) : “diinurroo’iyati biddiini muluukihim”. Daya dukung yang memfasilitasi kehidupan yang religius harus selalu diupayakan, dari mulai penguatan kelembagaan Islam, pendidikan keagamaan, perda-perda syari’ah dan juga anggaran yang memadai untuk mengembangkan kehidupan beragama. Dan ini sudah dimulai di Kota Cirebon dengan diterbitkannya Perda Pelarangan Minuman Beralkohol sampai dengan nol persen dan Perda Pendidikan Keagamaan. Dengan demikian harapan untuk mewujudkan kota Cirebon yang religius dapat segera terwujud Insya Allah.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahilhamd.

Hadirin, Kaum Muslimin Sidang I’dul Fitri yang berbahagia !

Nilai kefitrahan berikutnya adalah adanya sebuah pengakuan terhadap eksistensi kebesaran Allah SWT sebagai satu-satu nya Dzat yang wajib kita sembah, dengan kata lain sentuhan keimanan menjadi landasan setiap pribadi muslim. Bulan suci Ramadhan telah mendidik kita untuk mencapai puncak keimanan, puncak kesadaran akan eksistensi Tuhan. Jiwa manusia yang kadang didominasi nafsu amarah yang selalu mengajak kepada keburukan, sebagaimana dalam QS 12, Yusuf: 53:

وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لأمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ (٥٣)

“dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang”.

Pada ramadhan itulah spiritualitas seseorang meningkat, sehingga syaitan-syaitan menjadi terbelenggu, sebagaimana dalam Sabda Rasululullah SAW: 
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ ».

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Ketika Ramadhan datang maka dibukalah pintu-pintu surga, dan ditutuplah pintu-pintu neraka, dan dirantailah syetan-syetan. (Hadits Riwayat Al-Bukhari nomor 1899, dan Muslim nomor 1079).

Pada bulan Ramadhan kita selalu diajarkan Allah SWT dan Rasulnya untuk lebih banyak lagi berbuat amal sholeh dengan melaksanakan kewajiban Ibadah puasa dan sunah-sunahnya. Kita juga selalu didorong untuk meninggalkan hal-hal tercela, serbagaimana Sabda rasulullah SAW:

خمس يفطرن الصائم الكذب والغيبة والنميمة واليمين الكاذبة والنظر بشهوة

“ Lima perkara yang membatalkan pahala orang yang berpuasa; dusta, ghibah, adu domba, sumpah palsu dan melihat dengan syahwat “.

Sehingga sangatlah pantas, apabila pintu surga menjadi terbuka lebar dan pintu neraka menjadi tertutup rapat. Karena kemampuan kita untuk mengendalikan diri dari hal-hal tercela. Apabila manusia sudah berada pada posisi ketaatan kepada perintah Allah, maka ia dipastikan pula akan terbebas dari belenggu syaitan. Sehingga kondisi manusia menjadi aman. Apabila kita berharap kota kita akan lebih aman, tentram dan barokah, maka peningkatan kualitas Iman sebagaimana pada bulan Suci Ramadhan harus selalu kita tingkatkan, iman harus menjadi landasan dalam setiap langkah kebijakan personal maupun sosial pemerintahan di Kota ini. Allah SWT berfirman:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ .

Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. [Al A’raf 7.96].

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahilhamd.

Hadirin, Kaum Muslimin Sidang I’dul Fitri yang berbahagia !

Nilai-nilai ibadah Ramadhan, sungguh dapat dijadikan modal bagi kita dalam menggapai Kota Cirebon yang maju dalam berbagai aspek kehidupan. Menurut Badan Program Pembangunan Dunia, UNDP-PBB, bahwa salah satu Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) adalah bidang pendidikan. Bulan Ramadhan yang baru berlalu benar benar telah menjadi madrasah (tempat pembinaan/pendidikan) yang universal dan integral, yang menguatkan dan mencerahkan hampir seluruh potensi diri manusia, dan inilah model pendidikan masa depan, yang menjadi faktor kemajuan peradaban manusia. Pendidikan yang memelejitkan seluruh aspek potensi manusia, diantaranya:

1. Madrasah Ruuhiyah (pendidikan mental-spiritual): puasa berfungsi sebagai sarana tazkiyatunnafs (pembersihan jiwa), dimana orang yang berpuasa selain menjaga dirinya untuk tidak makan dan minum, juga di tuntut untuk mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, melatih diri untuk menyempurnakan ibadahnya kepada Allah walau dalam keadaan lapar, bersikap jujur, menjaga dari ucapan yang kotor dan keji, sifat dengki dan hasad. Dimana dalam puasa juga ada hikmah yang memenangkan ruh ilahi atas materiil dan akal atas nafsu angkara murka. Rasululullah SAW bersabda:

الصوم نصف الصبر” (puasa itu setengah dari kesabaran). Dengan Ibadah puasa Ramadhan kita dilatih untuk bersabar dalam menjalankan ketaatan (ibadah-ibadah di bulan suci Ramadhan) dan dilatih untuk sabar dalam menahan dari hal-hal yang dilarang atau yang membatalkan beribadah puasa. Sungguh yang demikian merupakan riyadhoh (latihan) yang intensive yang jarang dilakukan di luar bulan Ramadhan. 

Dalam hadits yang lain Rasululullah SAW bersabda: “ الصبر نصف الإيمان (Kesabaran setengah dari Iman). Inilah energi positif yang dihasilkan oleh Ibadah puasa, menghubungkan antara puasa, sabar dan keimanan. Hasilnya kita menjadi orang-orang yang selalu taat atas perintah Allah dan taat meninggalkan larangan-Nya. Inilah mentalitas manusia yang dibutuhkan saat ini, manakala manusia sudah terjerumus pada kecintaan terhadap dunia yang berlebihan (materialisme, hedonisme dan pragmatisme), sehingga hampir menghilangkan eksistensi Tuhan dalam dirinya. Akibat sikap tidak jujur (berdusta), sombong, riya’, hasud, dan penyakit hati lainnya sudah dianggap biasa. 

2. Madrasah Jasadiyah; Ibadah puasa merupakan ibadah yang tidak hanya membutuhkan pengendalian hawa nafsu tapi juga membutuhkan kekuatan fisik. Dan puasa juga dari segi kesehatan akan membersihkan usus-usus, memperbaiki kerja pencernaan, membersihkan tubuh dari sisa-sisa endapan makanan, mengurangi kegemukan dan menenangkan kejiwaan atas aspek materiil yang ada dalam diri manusia. Rasululullah SAW bersabda: صُوْمُوْاتَصِحُّوْا“berpuasalah nicaya kalian akan sehat” .Jasmani yang sehat merupakan modal utama untuk melakukan tugas dan fungsi manusia sebagai hamba Allah maupun sebagai khalifatullah fil ard.

3. Madrasah Ijtima’iyah (Pembinaan sosial): 

Allah SWT berfirman :

إنما المؤمنون إخوة فأصلحوا بين أخويكم

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman saling bersaudara, maka damaikanlah antara saudara kalian (jika berselisih).(QS. Al-Hujurat, 49: 10)

واعتصموا بحبل الله جميعا ولا تفرقوا

“Dan berpegang teguhlah kalian pada tali Allah dan jangan bercerai-berai” (QS. Qli Imaran: 103)

Kerukunan dan persaudaraan antar sesama umat manusia menjadi pilar penting dalam suatu kemajuan. Madrasah Ramadhan telah menyentuh kita untuk menguatkan jiwa sosial (social intelligence) yang melahirkan suasana yang harmonis antar sesama kita. Madrasah Ramadhan telah mendorong suasana kehangatan keluarga pada saat berbuka puasa, makan sahur dan menguatkan ukhuwah antara sesama kita pada saat shalat berjamaah di masjid dan menjalan shalat sunah tarawih. Kebiasaan kita berbagi (shodaqoh) dan membantu sesama kita yang membutuhkan, sungguh merupakan modal sosial yang amat berharga dalam mencapai visi kemajuan suatu bangsa. Rasululullah saw bersabda:

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَزِيدَ اللَّيْثِيِّ عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَحِلُّ لِرَجُلٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثِ لَيَالٍ يَلْتَقِيَانِ فَيُعْرِضُ هَذَا وَيُعْرِضُ هَذَا وَخَيْرُ هُمَا الَّذِي يَبْدَأُ بِالسَّلَامِ - بخاري

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Malik dari Ibnu Syihab dari 'Atha` bin Yazid Al Laitsi dari Abu Ayyub Al Anshari bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak halal bagi seorang laki-laki mendiamkan saudaranya melebihi tiga malam, (jika bertemu) yang ini berpaling dan yang ini juga berpaling, dan sebaik-baik dari keduanya adalah yang memulai mengucapkan salam." (HR. Bukhari).

حدثنا خلاد بن يحيى قال حدثنا سفيان عن أبي بردة بن عبدا الله بن أبي بردة عن جده عن أبي موسى عن انبي صلى الله عليه و سلم قال إِنَّ الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا وَشبك أصابعه - بخاري 

“Nabi saw bersabda: sesungguhnya orang mukmin yang satu dengan yang lain seperti bangunan. Yang sebagian menguatkan sebagian yang lain. Dan Nabi menggabungkan jari-jari tangannya”. (HR.Bukhari). 

Inilah persudaraan muslim yang sesungguhnya, persudaraan sejati, yang didasari dengan keimanan dan ketulusan, yang wajib kita bumikan dalam membangun masyarakat yang maju.

4. Madrasah Khuluqiyah (Pendidikan Akhlak); Puasa juga mendidik manusia untuk memiliki akhlaq yang mulia dan terpuji, sabar dan jujur serta tegar terhadap segala ujian dan cobaan, hal ini terlihat dari arahan Rasulullah Saw. dalam meriwayatkan Hadits Qudsi, bahwa Allah SWT. berfirman: “Orang yang berpuasa wajib meninggalkan akhlaq yang buruk. Segala tingkah lakunya haruslah merupakan cerminan dari budi yang luhur. Ia wajib menjaga diri, jangan sampai melakukan ghibah (mempergunjingkan diri orang lain, gosip), atau melakukan hal-hal yang tiada berguna, sehingga Allah berkenan menerima puasanya”. 

Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a.: “Apabila seorang dari kamu sekalian berpuasa, maka janganlah ia berkata kotor dan berteriak. Bila dicela orang lain atau dimusuhi, maka katakanlah: “Aku ini sungguh sedang puasa”. Dalam hadits lain disebutkan: Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang tidak mampu meninggalkan perkataan dusta, dan melakukan perbuatan dusta, maka Allah tidak membutuhkan lapar dan dahaga mereka” (HR Bukhari dan Abu Dawud).

5. Madrasah Jihadiyah (Pembinaan Semangat Juang/Jihad)

Puasa juga merupakan sarana dalam menumbuhkan semangat jihad dalam diri umat, terutama jihad dalam memerangi musuh yang ada dalam jiwa setiap muslim; mengikis hawa nafsu, dan berusaha menghilangkan dominasi jiwa yang selalu membawanya kepada perbuatan yang menyimpang. Allah berfirman:

وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang”. (Yusuf, 12:53)

6. Madrasah Hadloriyah (Pembinaan Peradaban)

Puasa juga sebagai wahana peradaban yang dapat memajukan kehidupan manusia yaitu bahwa puasa mendidik manusia untuk bersikap disiplin dengan waktu, seperti waktu sahur dan berbuka, saat waktunya telah habis untuk sahur maka wajib bagi yang akan berpuasa untuk menahan diri dari makan dan minum walaupun di hadapannya tersedia hidangan yang lezat.

Sebagaimana pula bulan Ramadhan mengajarkan untuk menjaga kesatuan umat. Kesatuan umat merupakan kebutuhan yang mendesak. Akan tetapi perlu dipahami, kesatuan yang dimaksud adalah kesatuan yang dikemas dalam bingkai Islam. Jika tidak, peluang musuh-musuh Islam kian besar mencerai-beraikan ummat melalui propaganda-propaganda mereka.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahilhamd.

Hadirin, Kaum Muslimin Sidang I’dul Fitri yang berbahagia !

Sinergitas dalam Mewujudkan Visi RAMAH

Untuk mewujudkan Visi Kota kita yang RAMAH, diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dari semua pihak, dengan membumikan nilai-nilai Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri, dimulai dari kehidupan keluarga, masyarakat dan terutama pemerintah Kota Cirebon. Insya Allah nilai-nilai tersebut akan menjadi energi positif sekaligus menjadi modal dalam mewujudkan Kota Cirebon yang religius, aman, maju, aspiratif dan hijau. Sinergitas antar komponen ummat benar-benar harus terjaga, mengingat Rasulullah SAW bersabda: 

قوام الد نيا بأربعة أشياء: بعلم العلماء وبسخاوة الأغنياء وبعدائل الأمراء وبأدعية الفقراء.

“Tiang penopang dunia/negara itu ada 4 (empat) unsur: 1) ilmunya para ulama (cendikiawan/pakar);2) Kedermawanan para aghniya (orang kaya/konglomerat/pengusaha); 3) Adilnya para pimpinan pemerintahan; dan 4) do’anya orang-orang fakir (kaum lemah).

Selanjutnya Imam Al-Ghazali al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumuddin ( Juz 2 Hal : 351)

memberikan peringatan kepada segenap komponen ummat (baik itu umara, ulama dan rakyat), agar tetap berada dalam tugas pokoknya masing-masing. Bukan sebaliknya terjadi disorientasi fungsi dinatara komponen ummat, yang menimbulkan kemadlaratan dan kegagalan dalam pencapaian visi misi kehidupan bersama:

ففساد الرعايا بفساد الملوك, وفساد الملوك بفساد العلماء, وفساد العلماء باستيلاء حب المال والجاه, ومن أستولى عليه حب الدنيا لم يقدر على الحسبة على الأراذل فكيف على الملوك والأكابر والله المستعان على كل حل

"Sesungguhnya, kerusakan rakyat disebabkan oleh kerusakan para penguasanya, dan kerusakan penguasa disebabkan oleh kerusakan ulama, dan kerusakan ulama disebabkan oleh cinta harta dan kedudukan, dan barang siapa dikuasai oleh ambisi duniawi ia tidak akan mampu mengurus rakyat kecil, apalagi penguasanya. Allah lah tempat meminta segala hal."

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahilhamd.

Hadirin, Kaum Muslimin Sidang I’dul Fitri yang berbahagia !

Dengan semangat kebersamaan dalam membumikan nilai-nilai ibadah Ramadhan dan Idul Fitri, mari kita wujudkan Kota Cirebon yang RAMAH. kita pertahankan kualitas iman (mental spiritual), kita ciptakan solidaritas sosial-ukhuwah yang tinggi, kita usahakan agar jasmani kita selalu sehat, kita pelihara agar semangat juang kita dalam membangun selalu terpelihara, kita tegakkan displin dalam setiap langkah kehidupan kita. Jangan sampai kesucian diri kembali kita kotori dengan kemaksiatan dan perbuatan dosa kembali. Allah Swt. Berfirman: “Dan janganlah kamu seperti perempuan yang mengurai tenunannya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai.” (QS. An-Nahal:92). Ilustrasi yang diberikan Tuhan dalam ayat ini mengandung ‘ibrah bahwa jangan sampai kita melemahkan kembali apa yang sudah kita kukuhkan hanya karena keuntungan material atau kepentingan. Jangan sampai kita merusak apa yang telah kita perbaiki selama ini. Jangan sampai kita kembali kepada kesesatan setelah menemukan kebenaran. Akhirnya, jangan sampai kita mengotori kembali diri setelah berada dalam kefitrahan. Semoga. Mohon Maaf lahir dan bathin. Semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah swt. Dan kita menjadi orang yang bertaqwa. Wallahu a’lam.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْم

الخطبة الثانية

اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ (7x)


الْحَمدُ للهِ حَمْداً كَثِيْراً طَيِّباً مُبَاركَاً فِيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأشْهَدُ أنْ لاَ إلَهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى حَقَّ التَّقْوَى. وَاعْلَمُوْا أنَّ اللهَ أمَرَكُمْ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعَالى إنَّ اللهَ وَمَلائِكَتِهِ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ يَا أيُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا ، 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahilhamd.

Hadirin, Kaum Muslimin Sidang I’dul Fitri yang berbahagia 

Izinkan khotib mengajak hadirin, untuk mendo’akan pemimpin nasional kita, Presiden terpilih, Para Pemimpin Kota Cirebon, juga kaum muslimin di seluruh penjuru dunia terutama Saudara-saudara kita di Palestina yang terus di jajah, ditindas dan dibunuh secara kejam oleh Zionis Israel Laknatullah a’laihim: 

الَّلهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَشَفِيْعِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَأصْحَابِهِ أجْمَعِيْنَ وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ سَيِّدِنَا أبي بَكْرِ نِ الصِّدِّيْقِ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ كُلِّ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ إلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ ، الَّلهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأمْوَاتِ إنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ يَا قَاضِيَ الحْاَجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا أرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. 

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى الْقِيَامِ بِمَهَامِهِمْ كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ


“Ya Alloh, jadikanlah pemimpin kami orang yang baik. Berikanlah taufik kepada mereka untuk melaksanakan perkara terbaik bagi diri mereka, bagi Islam, dan kaum muslimin. Ya Allah, bantulah mereka untuk menunaikan tugasnya, sebagaimana yang Engkau perintahkan, wahai Rabb semesta alam. Ya Allah, jauhkanlah mereka dari teman dekat yang jelek dan teman yang merusak. Juga dekatkanlah orang-orang yang baik dan pemberi nasihat yang baik kepada mereka, wahai Rabb semesta alam. Ya Allah, jadikanlah pemimpin kaum muslimin sebagai orang yang baik, di mana pun mereka berada.”
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْتَعِينُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ وَلاَ نَكْفُرُكَ، وَنُؤْمِنُ بِكَ وَنَخْلَعُ مَنْ يَفْجُرُكَ، اللَّهُمَّ إيَّاكَ نَعْبُد، ولَكَ نُصَلِّي وَنَسْجُد، وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنحْفِدُ، نَرْجُو رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ، إنَّ عَذَابَكَ الجِدَّ بالكُفَّارِ مُلْحِقٌ.
اللهمَّ انْصُرْ إخوانَنَا الْمُسْتَضْعَفِين في فِلِسْطِين اللهمَّ انْصُرْ إخوانَنَا الْمُسْتَضْعَفِين في سورية اللهمَّ انْصُرْ إخوانَنَا الْمُسْتَضْعَفِين في روهينجيا اللّهُمَّ انْصُرْ إخْوانَنَا الْمُجاهِدِين في فلسطينوا في سورية وا في روهينجيا اللهم انصرهم نصراً مؤَزَّرَاً اللهم وَحِّدْ كَلِمَتَهُم وسَدِّدْ رَمْيَهُم وَأَنْزِلْ فِي قُلُوْبِهِم السَكِينةَ اللهم كن لهم وليّاً ونصيراً، اللهم أنهم مَظْلُومُون فَانْتَصِرْ لَهُمْ، إِنَّهُمْ فُقَرَاءُ فَأَغْنِهِمْ.اللّهُمَّ ارْحَمْ مَوْتَاهُمْ وَاشْفِ جُرْحَاهُمْ. وَتَقَبَّلْ شُهَدَاءَهُمْ، اللهمَّ أَيِّدْهُمْ بِتَأْيِيْدِكَ وَاحْفَظْهُمْ بِحِفْظِكَ يَا قَوِيُّ يَا عَزِيزُ
اللَّهُمَّ مُنَزِّلَ الْكِتَابِ، مُجْرِيَ السَّحَابِ، سَرِيعَ الْحِسَابِ، هَازِمَ الأَحْزَابِ اهْزِمْ اليهودَ الْمُعْتَدِينْ وَالصَّهَايِنَةَ الإسْرَائِلِيِّينَ الغَاصِبِيْنَ وَزَلْزِلْهُمْ وعَذِّبْهُمْ عَذَاباً شَدِيْداً. اللهمَّ إنَّهُمْ قَدْ بَغَوْا وَسعَوا فِي الأرْضِ فَسَاداً. اللهمَّ فَرِّقْ جَمْعَهُمْ وَشَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَأنْزِلْ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ. وَاجْعَلْ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُم شَدِيْدًا، وَيَامُنْتَقِمُ مِنَ الْمُجْرِمِينَ اِنْتَقِمْ مِنْهُمْ وَأَنْزِلْ عَلَيْهِمْ بَأْسَكَ الَّذِي لاَيُرَدُّ عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِينْ
اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلاَ وَالْبَلاَءَ وَالرِّبَا وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرَ بِلاَدِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

ربنا تقبل منا صلاتنا وصيامنا وتعبدنا وتمم تقصيرنا يا اله العلمين ربنا أتنا فى الدنيا حسنة وفى الأخرة حسنة وقنا عذاب النار وأدخلنا الجنة مع الأبرار يا عزيز يا غفار يا رب العالمين جعلنا الله واياكم من العائدين الفائزين المقبولين وأنتم كل عام بخير
وَصَلىَّ اللهُ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

“Ya Allah berilah keteguhan pada kami bersama orang yang mendapat hidayah, berikanlah pada kami afiyah (kesehatan dan keselamatan) bersama orang yang engkau beri afiyah,, jadikanlah pada kami pelindung bersama orang yang Engkau lindungi, berkanlah kepada kami keberkahan dari apa yang Engkau berikan kepada kami, selamatkanlah kami dari keburukan yang Engkau telah tetapkan. Sesungguhnya Engkaulah yang memutuskan dan bukan yang diputuskan, sesungguhnya Engkau tidak menghinakan orang yang berlindung pada-Mu, Maha Suci Engkau dan Maha Agung”.

Ya Allah kami memohon pertolongan kepada-Mu, beristighfar pada-Mu dan tidak kufur pada-Mu, kami beriman pada-Mu dan berlepas dari orang yang bermaksiat kepada-Mu. Ya Allah hanya pada-Mu lah kami beribadah, shalat dan sujud, kepada Engkau kami beramal dan berusaha, kami mengharap rahmat-Mu dan takut akan adzab-Mu. Sesungguhnya adzab-Mu pasti sampai pada orang kafir.

Ya Allah tolonglah saudara kami yang terdhalimi di Palestina, Ya Allah tolonglah saudara kami yang terdhalimi di Suriah, Ya Allah tolonglah saudara kami yang terdhalimi di Rohingya, Ya Allah tolonglah saudara kami mujahidin di Palestina, di Suriah dan di Rohingya. Ya Allah tolonglah mereka dengan pertolongan yang kuat, satukanlah kalimat mereka, tepatkanlah tembakan mereka, turunkanlah kepada mereka sakinah, jadilah Engkau penolong dan pelindung mereka, Ya Allah mereka terdhalimi maka belalah mereka, mereka faqir berilah mereka kecukupan, rahmatilah orang yang meninggal di antara mereka, sembuhkanlah yang luka diantara mereka, terimalah yang mati syahid di antara mereka, ya Allah dukunglah mereka dengan dukunganMu, jagalah mereka dengan penjagaanMu, Wahai Dzat Yang Maha Kuat Maha Perkasa.

Ya Allah Dzat yang menurunkan kitab, menjalankan awan, Yang Maha Cepat perhitungannya, Yang mengalahkan pasukan sekutu, kalahkan Yahudi dan goncangkanlah mereka dengan goncangan yang dahsyat. Ya Allah mereka telah kurang ajar dan berbuat kerusakan di bumi, ya Allah berantakanlah kumpulan mereka cerai beraikan mereka, lemparkan di hati mereka rasa takut. Ya Allah jadikanlah perselisihan yang sengit antar mereka, wahai Dzat Yang Maha membalas, balaslah kaum durjana, dan turunkan atas mereka siksa-Mu yang tidak bisa dielakkan oleh kaum yang zhalim.”

Thursday, June 26, 2014

MIGRASI MANUSIA KE DUNIA MAYA

Tiga bersaudara asik bermain HP tanpa tegur sapa 
Sadar atau tidak sadar, manusia dan peradabannya telah banyak berkembang dan akan terus berkembang. Berbagai teknologi diciptakan, berbagai fasilitas untuk kemudahan hidup diadakan. Kemudahan dan kenyamanan menjadi target dari perkembangan peradaban manusia yang bertumpu pada teknologi. 

Untuk menciptakan api, manusia dahulu perlu waktu lama karena cara dan alat yang digunakan sangat terbatas. Untuk menghitung manusia menggunakan cara manual di zaman dahulu, namun dengan mesin hitung dapat lebih cepat dan tepat. Dengan telepon manusia tidak lagi perlu menempu jarak untuk bertemu dan berkomunikasi, karena dengan alat tersebut komunikasi bisa dilaksanakan. 

Perkembangan peradaban dan teknologi ini terus berkembang, bahkan telepon genggam yang dahulu hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, sekarang sudah bisa dipakai untuk berbagai keperluan. Foto, media sosial, dan berbagai kebutuhan bisa dipenuhi oleh telepon genggam. 

Namun tanpa sadar, para pengguna alat komunikasi telah terbawa arus “migrasi”. ”Migrasi” manusia dari dunia nyata ke dunia maya. Ini dikarenakan adanya fasilitas internet dan media sosial yang terdapat pada HP kita. Saat ini, aktifitas komunikasi, perdagangan, komunitas, dakwah, dan berbagai kegiatan bisa dilaksanakan di dunia maya. HP canggih saat ini bisa memenuhi kebutuhan akan hal tersebut.

Kecenderungan inilah yang membuat para pengguna HP saat ini lebih banyak berkonsentrasi pada alat komunikasinya. Kurang lagi peduli pada lingkungan dan orang sekitarnya karena lebih banyak menghabiskan waktu dan aktifitasnya di HP atau gadget-nya. 

Perkembangan teknologi ini akan semakin berkembang, maka dengan berkembangnya teknologi, akan berkembang pula peralihan peradaban dari dunia nyata ke dunia maya.

Wednesday, June 18, 2014

SEPUCUK CINTA UNTUK KEKASIH


Banyak saudara kita yang saat ini cemas menanti siapa kekasih hatinya yang akan datang. Pria dan wanita lajang yang sedang resah dan ada juga yang susah payah mencari siapa calon pasangan hidupnya. Setiap malam sholat hajat dan istikhoroh. Kadang ada juga yang sampai terlintas dalam pikirannya, harus bagaimana lagi. Walau pun sebenarnya jodoh adalah rahasia Yang Maha Kuasa. 

Tanpa mereka sadari, bahwa di saat yang bersamaan ada saudaranya yang sudah lebih dahulu mendapatkan kebahagiaan itu. Mereka juga sedang bersusah payah mengejar keinginannya. Itulah keinginan terbesar dan terakhir yaitu memberikan kebahagiaan sang keksaih hati. Kalau sang isteri yang sholehah, maka ia akan berusaha sekuat tenaga dan kemampuannya untuk itu. Begitu juga sebaliknya, suami yang hebat dan sejati adalah yang akan selalu berusaha memberikan kebahagiaan untuk isteri dan anak-anaknya. 

Namun apakah semua yang mengalami ini sudah merasakan kepuasan dalam berusaha? Bisa diperiksa ulang, dalam setiap diri kita apakah sudah menempuh dan mencapai target? Renungkan ulang, segala yang kita usahakan untuk membahagiakan keluarga. 

Ada isteri yang sampai tidak makan hanya karena suaminya belum pulang. Isteri menunggu suaminya pulang kerja di meja makan, sambil memandangi masakannya. Beberapa menit sebelumnya bahkan sang isteri menahan kesukaan makanannya, dengan tidak memasak makanan kesukaannya. Demi membahagiakan suaminya yang menyukai makanan berbeda. 

Di saat yang bersamaan, suami tidak makan di kantornya bersama temannya. Karena ingat bahwa pada saat itu adalah waktu isterinya masak dan menyajikan makan untuknya. Itulah jadwal makan bersama isterinya di rumah. Sepanjang jalan banyak pedagang yang berjualan dan aroma makanan yang menggoda. Namun sang suami tetap pada tekadnya untuk bisa makan di rumah bersama isteri tercinta. 

Sehingga sampailah tiba saatnya, pintu rumah terbuka dengan diiringi salam. Seketika itu juga isteri tercinta beranjak dari tempat duduknya dan menyambut kedatangan suaminya. Bahagia sekali kedua insan ini. Dengan cinta, mereka mengorbankan keinginan masing-masing. Saling berusaha memberi kebahagiaan walau pun hanya melalui hal-hal kecil. 

Kebahagiaan besar yang dicita-citakan umat manusia, bisa tercapai setelah kebahagiaan kecil terwujud. Sesuatu yang kecil bisa menjadi awal dari sesuatu yang besar. Ini juga bisa dijadikan sebagai sarana untuk latihan dalam mencapai kebahagiaan dan cita-cita besar.

Saturday, January 19, 2013

IBLIS LEBIH BERIMAN DARI PADA MANUSIA

Oleh: Ibnu Malik, S.Pd.I.

Sebelum membahas keimanan antara manusia dan iblis, mari kita kaji dahulu tentang definisi iman dan yakin. Dua kata ini seperti pedasnya cabai dan pedasnya lada. Ada juga seperti orang inggris yang bilang bahwa cabai itu hot begitu juga dengan lada yang berrasa hot. Padahal keduanya mempunyai rasa pedas yang berbeda. 

Secara etimologi, iman berasal dari bahasa Arab yaitu اٰمَنَ - يُؤْمِنُ – اِيْمَانً yang secara singkatnya berarti percaya. Kemudian yakin dalam kamus Bahasa Indonesia berarti percaya (tahu, mengerti) sungguh-sungguh; (merasa) pasti (tentu, tidak salah lagi): hakim -- akan kesalahan terdakwa itu; ia berkata dng -- nya, berkata dng pasti 

Makna kata iman dan yakin seperti tidak ada perbedaan. Namun pada aslinya, ada perbedaan yang sangat tipis tetapi fatal. Sebagai analogi, jika kita percaya bahwa di Arab Saudi ada Kabah, sedangkan kita belum pernah melihat secara langsung maka inilah yang dinamakan iman. Sedangkan jika kita pernah berangkat ke Mekkah dan melihat Kabah, kemudian kita percaya tentang adanya Kabah maka inilah yang dinamakan yakin. Kedudukannya pun otomatis berbeda. Antara iman dan yakin tentunya lebih kuat yakin karena telah melihat dan membuktikan sendiri objeknya. 

Seperti halnya dengan yang terjadi pada syetan atau iblis. Mereka semua adalah makhluk Allah SWT., yang sudah terbiasa berdialog dengan Allah SWT. Sangat berbeda dengan manusia yang baru mengenal Allah dari ayat-ayat baik kauniyah maupun qauliyah saja. Manusia belum pernah bertemu maupun berbicara dengan Allah SWT., kecuali Nabi-nabi tertentu seperti Musa as. Maka derajat manusia dalam hal ini termasuk beriman.

Hal ini pula yang membuat manusia menjadi istimewa. Ini dikarenakan jika keimanan seseorang tinggi, maka nilai keimanan tersebut lebih tinggi dari pada keyakinan. Dalam kondisi belum menemui Allah SWT, manusia sudah mampu percaya bahwa Allah itu ada apa lagi jika mencapai derajat yakin. Subhanallah.

Jika syetan atau iblis melakukan kesalahan, maka akan dihukumi kafir dan dimasukkan ke dalam neraka oleh Allah SWT. Berbeda dengan manusia yang jika melakukan pelanggaran atau, mereka akan dihukumi dosa kemudian diberi kesempatan untuk bertaubat.



Ketika iblis sebelum mendapatkan murka Allah SWT., mereka adalah makhluk yang paling taat dan rajin beribadah kepada Alllah. Bahkan sujudnya saja sampai ribuan tahun. Namun karena suatu ketika Allah mengujinya untuk bersujud kepada Adam as., kemudian mereka Menolak dengan alasan mereka merasa lebih mulia dari pada manusia. Sikap inilah yang menjadi penyebab iblis mendapat murka Allah SWT. Sikap seperti ini dinamakan dengan dengki.

Dengki

Belum cukup sampai di situ, ketika Allah SWT., hendak memasukan iblis ke dalam neraka pada saat itu mereka menolak keputusan Allah untuk yang kedua kalinya. Mereka meminta penangguhan kepada Allah agar mereka bisa menggoda dan mengajak umat keturunan Adam as., agar masuk ke neraka. Padahal seandainya mereka menerima keputusan Allah yang pertama untuk masuk ke neraka, pada saat itu masih mungkin untuk mereka diangkat dari neraka pada saat kiamat nanti. Sungguh karena dengki, iblis telah celaka sehingga mendapatkan neraka setelah hari kiamat dan mendapatkan keabadian di neraka.

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwa Rasululloh saw., bersabda:
“Ada tiga hal yang menjadi akar semua dosa. Jagalah dirimu dan waspadalah terhadap ketiganya. Waspadalah terhadap kesombongan, sebab kesombongan telah menjadikan iblis menolak bersujud kepada Adam. Waspadalah terhadap kerakusan, sebab kerakusan telah menyebabkan Adam memakan buah dari pohon terlarang. Dan jagalah dirimu dari dengki, sebab dengki telah menyebabkan salah seorang anak Adam membunuh saudaranya.” (HR Ibnu Asakir). 

Begitu bahayanya sikap dengki ini, sehingga menuntun Qobil (anak Adam as.,) untuk membunuh Habil (saudara kandungnya). Dalam kitab Duratun al naashihiin diceritakan bahwa Qobil adalah orang yang akan menjadi pemimpin orang-orang dengki ketika di dunia, untuk masuk ke dalam neraka di akhirat nanti. 

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dengki berarti, deng.ki [a] menaruh perasaan marah (benci, tidak suka) krn iri yg amat sangat kpd keberuntungan orang lain: perkataan itu timbul krn -- saja; mengapa engkau -- thd sahabatmu itu. Sumber: http://kamusbahasaindonesia.org/dengki/mirip.

Dengki adalah penyakit hati yang ada pada diri manusia. Yaitu tidak senang jika orang lain mendapatkan nikmat dari Allah SWT. Bahkan sampai berusaha untuk menghilangkan nikmat itu. Dengki dapat membuat manusia lupa bahkan tidak sadar akan perbuatannya. Dengki dapat membuat seseorang menyakiti orang lain, teman, bahkan saudaranya sendiri. sungguh penyakit yang sangat berbahaya. Yaa Allah, jauhkanlah kami dari dengki dan segala penyakit hati.

Tuesday, January 15, 2013

REBO WEKASAN


Oleh: Ibnu Malik

Sebagai Umat Islam dan Jawa pada khususnya kita sudah tidak asing dengan upacara yang dinamakan dengan Rebo Wekasan. Pada hari tersebut orang-orang akan berdoa memohon keselamatan kepada Allah SWT. Ada juga yang membuat kue apem dan membagikannya kepada para tetangga. Ada pula yang membuat semacam rajah (tulisan berisi doa penolak bala) untuk disimpan di atas pintu rumahnya.  Walaupun banyak versi yang menerangkan tentang kegiatan Rebo Wekasan, namun pada intinya mempunyai satu tujuan yaitu untuk menghindarkan diri dari dosa dan segala bencana.

Hari rabu merupakan hari saat Rasulullah saw., pertama kali oleh Allah diberi sakit. Pada hari itu pula merupakan hari terakhir Rasulullah saw., sehat. Pada hari tersebut juga merupakan hari Syekh Siti Jenar dieksekusi di Cirebon oleh Wali Sanga yang diwakili Sunan Kudus. Karena Syekh Siti Jenar mempunyai anak asuh (anak yatim), maka sebelum dieksekusi beliau berwasiat titip anak yatim. Pada masa selanjutnya anak-anak yatim asuhan Syekh Siti Jenar berkeliling ke rumah-rumah warga untuk meminta sumbangan biaya hidup sambil menyanyikan syair “Tawur Ji”.
Syekh Siti Jenar mempunyai anak yatim yang diasuh sebanyak 21 orang. Setelah wafatnya Syekh Siti Jenar dan kedua murid tertuanya, maka kedua puluh satu anak-anak gembala kambing Syekh Siti Jenar terlantar, terutama perihal sandang pangannya. Oleh karena inilah mereka ditampung oleh yang berwenang di Cirebon yaitu bagian Sosial.
Sebagaimana ditulis oleh P.S. Sulendraningrat dalam bukunya Sejarah Cirebon, bahwa anak-anak asuh Sekh Siti Jenar dianjurkan untuk mendatangi Masjid Agung Cirebon saban hari Jumat untuk menerima sedekah alakadarnya dari orang-orang yang sholat Jumat dan dianjurkan pula agar mereka sejak awal Rabu hingga Rabu wekasan/penutup/terakhir dalam tiap bulan Safar, mendatangi saban rumah penduduk Kota Cirebon khususnya dengan ucapan “Tawur Ji Tawur, selamat dawa umur”  (Ji adalah perpendekan dari kata Aji artinya yang terhormat, yang dimaksud dengan istilah Aji itu kalau sekarang adalah Bapak, Ibu, Sudara, atau Saudari). (P.S. Sulendraningrat: 49: 1975)
Tradisi ini sangat bagus untuk dilestarikan, karena doa anak yang masih suci itu sangat ampuh/terkabul oleh Allah SWT. Sebagai balasan warga Kota Cirebon kepada anak-anak yatim tersebut maka mereka akan memberikan bantuan berupa sandang dan pangan.
Tradisi tawur atau sawer merupakan ajaran agar kita selalu menebarkan keutamaan, kebaikan, dan kesholehan. Ini bertujuan agar kita mendapatkan keselamatan serta ridho Allah SWT. Menebarkan keutamaan dan kebaikan ini disimbolkan melalui kegiatan Tawur Ji. Salah satu tempat di Cirebon yang melaksanakan tradisi ini adalah Daerah Astana Gunung Jati.
Pada hari Rebo Wekasan juga sebagian orang akan membuat kue apem. Apem yang diambil dari Bahasa Arab yaitu Afuwun yang berarti Ampunan. Orang Islam pada saat tersebut berdoa agar Allah senantiasa menurunkan ampunan-Nya.
Lambat laun tradisi ini menjadi rutinitas warga Kota Cirebon khususnya. Bahkan pada Rebo Wekasan juga ada tradisi “Ngirap” yang dilaksanakan oleh warga pinggiran Kota Cirebon (Dukuh Semar dan Derajat). Ini bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Ilahi, dan dari sinilah lahir tradisi :Ngirap”.
Kita dapat mengambil sebuah makna positif dari sebuah tradisi. Mengambil kesesuaian dari hukum-hukum Syari. Selagi tidak ada pertentangan dengan akidah, maka tradisi yang baik perlu kita lestarikan. Seperti halnya Rebo Wekasan yang dilaksanakan untuk tujuan memohon ampunan Allah SWT., maka tradisi ini harus kita lestarikan.

Thursday, December 20, 2012

TAHUKAH ANDA?


Cirebon Merdeka Lebih Dulu
            Begitu Jepang kalah perang, Sjahrir ingin kemerdekaan Indonesia dikumandangkan secepatnya. Proklamasi Cirebon dibacakan lebih cepat. Tugu berwarna putih dengan ujung lancip menyerupai pensil itu berdiri tegak di tengah jalan di dekat alun-alun Kejaksan, Cirebon. Tugu yang sama, dengan tinggi sekitar tiga meter, menancap di halaman Kepolisian Sektor Waled di kota yang sama.
            Tak banyak warga Cirebon tahu dua tugu tersebut merupakan saksi sejarah. Di tugu itu, pada 15 Agustus 1945, dokter Soedarsono membacakan teks proklamasi. ”Hanya para sesepuh yang mengingat itu sebagai tugu peringatan proklamasi 15 Agustus,” tutur Mondy Sukerman, salah satu warga Cirebon yang aktif dalam Badan Pekerja Pengaktifan Kembali Partai Sosialis Indonesia. Kakek Mondy, Sukanda, aktivis Partai Sosialis Indonesia, hadir saat proklamasi ini dibacakan di kota udang itu.
            Saat Soedarsono membacakan teks proklamasi, sekitar 150 orang memenuhi alun-alun Kejaksan. Sebagian besar anggota Partai Nasional Indonesia Pendidikan. Cirebon memang merupakan salah satu basis PNI Pendidikan.
            Soedarsono sendiri adalah tokoh gerakan bawah tanah pimpinan Sjahrir di Cirebon. Setelah siaran radio BBC pada 14 Agustus 1945 mewartakan kekalahan Jepang oleh Sekutu, Sjahrir berambisi menyiarkan kemerdekaan Tanah Air secepatnya. Sjahrir menunggu Bung Karno dan Bung Hatta untuk menandatangani teks proklamasi sebelum 15 Agustus 1945. Sjahrir khawatir proklamasi yang muncul selewat tanggal itu dianggap bagian dari diskusi pertemuan antara Soekarno, Hatta, dan Marsekal Terauchi di Saigon. Ternyata harapannya tidak tercapai.
            Ada dua versi asal-usul penyusunan teks proklamasi versi Cirebon. Menurut Maroeto Nitimihardjo, lewat kesaksian anaknya, Hadidjojo Nitimihardjo, Soedarsono tak pernah menerima teks proklamasi yang disusun Sjahrir. Maroeto adalah salah satu pendiri PNI Pendidikan.
            Informasi diperoleh Maroeto ketika bertemu dengan Soedarsono di Desa Parapatan, sebelah barat Palimanan, saat mengungsikan keluarganya selang satu hari sebelum teks dibacakan di Cirebon. Soedarsono mengira Maroeto membawakan teks proklamasi dari Sjahrir.
            ”Saya sudah bersepeda 60 kilometer hanya untuk mendengar, Sjahrir tidak berbuat apa-apa. Katakan kepada Sjahrir, saya akan membuat proklamasi di Cirebon,” ungkap Hadidjojo dalam buku Ayahku Maroeto Nitimihardjo: Mengungkap Rahasia Gerakan Kemerdekaan, yang pekan-pekan ini akan diterbitkan. Sayang, jejak teks proklamasi yang dibacakan Soedarsono tak berbekas. Tak ada yang memiliki dokumennya.
            Kisah berseberangan diungkap Des Alwi, anak angkat Sjahrir. Menurut Des, teks proklamasi yang dibacakan Soedarsono adalah hasil karya Sjahrir dan aktivis gerakan bawah tanah lainnya.     
            Penyusunan teks proklamasi ini, antara lain, melibatkan Soekarni, Chaerul Saleh, Eri Sudewo, Johan Nur, dan Abu Bakar Lubis. Penyusunan teks dikerjakan di Asrama Prapatan Nomor 10, Jakarta, pada 13 Agustus. Asrama Prapatan kala itu sering dijadikan tempat nongkrong para anggota gerakan bawah tanah.
            Des hanya mengingat sebaris teks proklamasi versi kelompok gerakan bawah tanah: ”Kami bangsa Indonesia dengan ini memproklamirkan kemerdekaan Indonesia karena kami tak mau dijajah dengan siapa pun juga.”
            Dalam buku Rudolf Mrazek berjudul Sjahrir, Sjahrir mengatakan teks proklamasinya diketik sepanjang 300 kata. Teks itu bukan berarti anti-Jepang atau anti-Belanda. ”Pada dasarnya menggambarkan penderitaan rakyat di bawah pemerintahan Jepang dan rakyat Indonesia tidak mau diserahkan ke tangan pemerintahan kolonial lain,” kata Sjahrir seperti ditulis dalam buku Mrazek. Sjahrir pun mengatakan kehilangan teks proklamasi yang disimpannya.           
            Selain mempersiapkan proklamasi, Sjahrir dengan semangat tinggi mengerahkan massa menyebarkan ”virus” proklamasi. Stasiun Gambir dijadikan arena untuk berdemonstrasi. Stasiun radio dan kantor polisi militer pun sempat akan diduduki. Kala itu, Des dan sekelompok mahasiswa bergerak hendak membajak stasiun radio Hoosoo Kyoku di Gambir agar teks proklamasi tersebar. Usaha tersebut gagal karena Kenpeitai menjaga rapat stasiun radio tersebut.            Tapi simpul-simpul gerakan bawah tanah terus bergerak cepat, menderu-deru dari satu kota ke kota lain, menyampaikan pesan Sjahrir. Dan keinginan Sjahrir agar proklamasi Indonesia segera didengungkan itu pun sampai di Cirebon. (majalah.tempointeraktif.com)
Diunduh: Jumat, 25 Maret 2011. Pukul 15.00 WIB

Thursday, December 6, 2012

MUMMADIYAH JODOH-NU

67 tahun sudah Indonesia merdeka. 67 tahun pula Bangsa Indonesia menikmati manisnya nafas kemerdekaan yang jauh dari penjajahan dan penindasan. Perjuangan yang dilaksanakan untuk mencapai kemerdekaan tidak lepas dari ormas yang senantiasa berjuan tanpa pamrih. 2 di antaranya NU dan Muhammadiyah yang sampai saat ini menjadi pemeran utama dalam sejarah perjuangan Bangsa Indonesia.


NU yang khas dengan dakwah kulturalnya bersatu padu menegakkan Islam dalam ranah sosial kemasyarakatan. Muhammadiyah yang khas dengan dakwah strukturalnya berusaha membangun tempat untuk tegaknya Syariat Islam pada ranah pemerintahan. Sinergitas yang dibangun sangat sesuai karena Islamisasi tidak hanya dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat saja tetapi juga pada sektor pemerintahan dan kebijakan. Sebagai contoh, ketika para Kiyai meminta para muslimah untuk memakai kerudung maka serta merta pemerintah pun harus memberi ruang untuk tegaknya aturan itu. 

Pada masa orde baru dan lama misalnya. Para muslimah dianjurkan memakai kerudung oleh syariatnya, namun ironisnya pemerintah melarang pemakaian kerudung pada tempat tertentu. Misalnya ketika seseorang hendak masuk ke sekolah umum, biasanya dilarang memakai kerudung. Tidak hanya itu, ketika siswi-siswi sekolah yang beragama Islam hendak membuat foto untuk ijazahnya, mereka dipaksa untuk melepas kerudungnya. 

Di sinilah perlunya sinergitas dakwah kultural dan struktural. NU yang membumikan syariat di tatanan masyarakat, Muhammadiyah membumikan Islam pada sektor pemerintahan. Inilah yang kita nantikan selama ini. Persatuan Umat Islam untuk Indonesia demi tegaknya syariat Islam dalam kehidupan. Islam ini adalah kedamaian. Maka persatuanlah kunci utama kita. Ayo bersatu...

Oleh: Ibnu Malik, S.Pd.I.

kata kunci: NU online, NU skin, NU green tea, nuhijab, nu skin indonesia, muhammadiyah, muhammad, muhammad ali, muhammad saw, muhammad assad, muhammad al fatih, muhammad taha aljunayd, muhammad yamin.


Tuesday, November 27, 2012

LANGKAH PASTI

PERBAIKI DIRI
LAKSANAKAN PROGRAM STRATEGIS


  1. SELESAIKAN NASKAH KERIS
  2. MENULIS BUKU AT-TAQWA IN THE STORY
  3. LANJUTKAN BISNIS KERUPUK

Thursday, November 22, 2012

SELAMAT UNTUK KEMENANGAN PALESTINA

Tentara Israel Yang Kalah Perang
Roket meluncur ke Israel




KAIRO, suaramerdeka.com - Delapan hari melakukan serangan udara ke Jalur Gaza, Israel menyerah dengan memilih gencatan senjata. Hamas berhasil mempertahankan wilayahnya dan mendesak Israel untuk menyetujui syarat penting dalam gencatan kali ini.
Gencatan senjata dibacakan di Kairo, Mesir. Berlaku mulai Rabu (21/11) malam sekira pukul 21.00 waktu setempat, atau Kamis (22/11) dini hari waktu Indonesia.
Reuters melansir perjanjian damai mengharuskan Israel menghentikan semua rangkaian serangan di Gaza, dari udara, laut, maupun darat.
Gencatan senjata juga mendesak semua faksi di Palestina menghentikan permusuhan terhadap zionisme, termasuk menghentikan kiriman roket ke wilayah Israel di sepanjang perbatasan kedua wilayah.
Selain itu, Hamas menuntut Israel agar membuka blokade terhadap Gaza. Memang tidak dikabulkan, tetapi negara-negara yang bersinggungan diwajibkan membuka semua pintu perbatasan dari dan menuju Gaza.
Klasul menghendaki agar faksi pemenang pemilu di Palestina 2007 ini menahan diri dari transaksi persenjataan. "Prosedur pelaksanaan akan dilakukan dalam 24 jam setelah gencatan disetujui," tulis pakta tersebut.
Pemimpin Hamas di Mesir, Khaled Mashal mengatakan, pembebasan perbatasan untuk akses ekonomi ke Gaza adalah kemenangan mutlak warga Palestina. Hal itu adalah satu di antara kekalahan diplomasi zionis dalam upaya damai kali ini.
Sementara Ehud Yaari, seorang pakar politik di Tel Aviv mengatakan isi gencatan senjata adalah pukulan bagi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
"Gencatan kali ini gambaran tidak terduga bagi Israel. Ini diluar keinginan Netanyahu," Ehud mengatakan demikian saat di Channel 2, dan dilansir, Times of Israel, Kamis (22/11).

Wednesday, November 21, 2012

Goresan hari ini

Tidak terasa hampir setahun bertugas mencatat, mencatat, dan mencatat. Tiap hari yang dilihat seperti hal yang tidak berharga. Uang kertas bagaikan kertas tak berguna. Logam dipandang tak laku karena kecilnya nilai, tampak berbeda saat jumlah itu semakin menggunung. Inilah yang baru kami sadari bahwa sedikit demi sedikit akan menjadi bukit. 
Padahal, tanggung jawab terhadap suatu amanah adalah kewajiban yang sangat perlu dijaga. Tidak boleh lalai dalam mengembannya. Berhati-hati dalam menjalankan tugas adalah suatu keharusan yang ada pada diri kita. Hati masih berharap di saat ini saya dapat berusaha agar lebih baik. Berusaha untuk menjadi yang terbaik.
Yaa Allah, jadikanlah hamba yang taat kepada-MU... walau banyak kelemahan yang ada dalam diri ini.






Friday, November 16, 2012

Majulah untuk kita

Tidak ada yang mengira bahwa akan secepat ini. Tak terasa saya sudah menjadi bapak, sarjana, dan suami. Namun tak ada yang mengira, bahwa saya sekarang sedang menjadi karyawan yang masih merasa kekurangan. Semoga rasa kekurangan ini hanyalah sifat alami sebagai manusia saja. Semoga rasa syukur akan selalu terpanjatkan atas semua nikmat ini. Nikmat yang baru sedikit saya sadari dalam hidup. Karena ternyata masih banyak nikmat yang belum saya sadari, maka pasti belum dapat saya syukuri. 


 


Allah, engkaulah yang menciptakan cinta, iman, dan taqwa ini. Kami mohon, jaga dan kuatkanlah dalam diri kami. Jalan yang kami tempuh perlu mendapat bimbingan dan tuntunan-Mu. Selamanya kami pasrahkan hidup dan mati kami. Kuatkan diri kami dalam menahan segala macam ambisi dan hawa nafsu. Kuatkan kami dalam mencapai cita-cita yang akan mengantarkan kami ke Syurga-Mu. 
Anak, istri, keluarga, dan sesama adalah orang yang saya cintai. Semoga mereka juga mencintai saya apa adanya yang penuh kekurangan. 

Wednesday, November 14, 2012

Ngalap Berkah Haji

        Sekali lagi saya mendapat kesempatan untuk silaturahmi kepada rekan dan saudara yang baru saja pulang dari tanah suci. Bpk. H. Yoyon Indrayana, M.T., dan Ust. Djaelani Said, M.Ag., adalah pengurus DKM Raya At-Taqwa Kota Cirebon yang melaksanakan ibadah haji di tahun ini. Semoga pengurus yang lain dan termasuk saya dapat mengikuti jejak beliau untuk memenuhi panggilan-Nya. 
       Pada kali ini saya seolah terbawa oleh "sekenario" Allah SWT. Karena sebenarnya saya tidak terbiasa dengan kegiatan berkunjung ke rumah orang baru pulang ibadah haji. Berkeinginan pun tidak. Namun hikmah pada hari itu adalah, ketika ketua DKM mengajak saya secara agak memaksa. Saya jadi tahu bahwa orang yang baru pulang dari tanah suci dianjurkan mendoakan orang yang berkunjung atau silaturahmi ke rumahnya agar dapat menyusul untuk ibadah haji di waktu selanjutnya. Subhanallah, saya jadi ingin lagi silaturahmi dengan yang lainnya. Semoga saja, dengan doa mereka saya dapat melaksanakan ibadah haji di keloter selanjutnya bersama istri, anak, ayah, ibu, serta adik-adik saya.
       Karena didoakan tadi, maka timbul pula dalam hati saya keinginan untuk ke tanah suci. Sangat ingin, rindu, dan timbul pula bayangan-bayangan tanah Mekkah. Tanah tempat lahirnya Agama Islam, tanah tempat turunnya Alquran. Semoga Kerinduan ini mengawali perjuangan saya untuk berangkat ke tanah suci. 
       Silaturahmi selanjutnya adalah ke rumah Ust. Djaelani Said yang tinggal di Vila Intan, Klayan, Cirebon. Pengurus yang satu ini adalah yang berangkat ibadah haji untuk ke dua kalinya. Semoga saya dapat mengikuti juga jejaknya. Bila perlu, ke 10 kalinya dengan membawa sanak saudara. Amiin. 


Keyword: