Friday, July 25, 2014

Khutbah Idul Fitri 1435 H

Membumikan Nilai-nilai Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri



dalam Mewujudkan Kota Cirebon yang RAMAH

(Religius, Aman, Maju, Aspiratif dan Hijau)

Oleh: Ustadz Ahmad Yani el-Muchtary

(Ketua Umum At-Taqwa Centre Kota Cirebon)

الخطبة الأولى

اَلسَّلامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهْ

اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ (9x)

الْحَمدُ لله كَثيْرًا واللهُ أكْبَرُ كَبِيْراً ، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأصِيْلاً ، لَهُ الْحَمْدُ جَلَّ وَعَلاَ عَلىَ نَعْمَائِهِ ، وَلَهُ الشُّكْرُ عَلىَ سَرَّائِهِ ، وَلَهُ الصَّبْرُ عَلىَ مَا قَضَى مِنْ بَلاَئِهِ ، وَأشْهَدُ أنْ لاَ إلهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ، وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ ، نَبِيُّهُ الْمُصْطَفَى ، وَرَسُوْلُهُ الْمُجْتَبَى ، اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلهِ وَأصَحَابِهِ أجْمَعِيْنَ ، أمَّا بَعْدُ ، فَيَا عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وإيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ ، وَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى وَخَابَ مَنْ طَغَى . قَالَ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ أعُوْذُ بِالله مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahilhamd.

Hadirin Sidang I’dul Fitri yang dimuliakan Allah

Di hari yang fitri ini, tidak ada yang lebih indah untuk kita lafadzkan selain untaian puja dan puji syukur kehadirat Allah Swt. Penggenggam segala urusan, Yang Menganugerahi kita nikmat iman, Islam, dan ihsan. Dengan ketiga nikmat itulah, kita memiliki kekuatan untuk menunaikan ibadah puasa sebulan penuh. Ibadah yang berfungsi sebagai sarana pendidikan, untuk mengasah spritualitas kita menjadi pribadi bertakwa. Pribadi yang menyadari hakikat dirinya sebagai hamba Allah. Sungguh tanpa izin dan iradah-Nya tak mungkin kita bisa hadir di lapangan ini. 

Pada hari yang berbahagia ini, kaum Muslimin di seluruh pelosok dunia, hingga pojok-pojok kota, bahkan sampai ke pelosok desa dan gunung-gunung, semua membesarkan asma Allah Ta’ala, mengumandangkan takbir, tahlil dan tahmid. Kita dengar, lantunan kalimat ini menggetarkan angkasa dan merasuk ke dalam hati kita. Subhanallah, kaum Muslimin seluruhnya melantunkan syukur atas kenikmatan yang dianugerahkan Allah Ta’ala, setelah sebelumnya melaksanakan ibadah di bulan yang dimuliakan, yaitu ibadah di bulan Ramadhan. Kemenangan ini, insya Allah kita raih, yang tidak lain dengan meningkatkan taqwa dan amal shalih. Dan jadilah diri kita sebagai insan yang benar dalam keimanan. Maka, hendaklah kita juga bersyukur, karena Allah Ta’ala telah memberikan hidayah kepada kita berupa akidah yang benar, sementara itu masih banyak orang yang tidak mendapatkannya. Maka bergembiralah kita karena kita telah terpilih untuk bisa hadir di bulan suci Ramadhan. Bersyukurlah kita yang telah berhasil mencelup diri kita, mensucikan diri kita di bulan Ramadhan sehingga hari ini kita bisa menyaksikan Idul Fitri 1435 H dengan penuh suka cita.

Hakikat I’dul Fitri

Ramadhan baru saja berakhir. Hari ini kita sudah tiba di hari fitri, hari raya kesucian asal. Hari raya kemanusiaan primordial. Marilah kita fahami apa sesungguhnya makna hakiki dari ‘idul fitri. ‘Id artinya “kembali” dan “fitri” berarti “agama yang benar” atau “kesucian” atau “asal kejadian”. Fitrah manusia, adalah merupakan perjanjian primordial manusia dengan Tuhannya ketika masih di alam arwah, sebagaimana dapat kita simak dalam firman Allah QS. al-A’raf : 172 :

وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ . 

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)”, [Al-A’raf, 7.172]

Pada hakikatnya, jiwa dan diri kita, sejak dari awal kodratnya, telah dikondisikan untuk beragama tauhid. Dari sinilah lahir konsep dan keyakinan bahwa setiap bayi yang lahir, dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah, yang menjadikan anak tersebut menjadi Nashrani atau Majusi. Seperti sabda Rasul

كل مولود يولد على الفطرة فأ بواه يهودانه أو ينصرانه أويمجسانه (روه بخاري)

Setiap anak Adam itu dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci) kedua orang tuanyalah yang membuatnya Nasrani, Yahudi atau Majusi (HR Bukhari). 

Karena setiap anak terlahir dalam keadaan suci maka dia bersifat hanif, artinya selalu cenderung kepada kesucian dan kebaikan. Dia dilengkapi hati nurani sebagai pusat kedirian kita. Artinya bahwa nilai nilai kesucian (fitrah) yang sebenarnya merupakan nilai-nilai ilahiah itu sudah melekat atau (built in) dalam diri kita sejak dahulu sebelum kita dilahirkan.

Kesadaran ini merupakan tanda keberhasilan kita menjalankan rangkaian ibadah di bulan Ramadhan. Puasa, tarawih, tadarus, zakat, dan sedekah hakikatnya adalah media metamorfosa yang disediakan Allah untuk kita. Jika semuanya dijalankan dengan baik dan penuh penghayatan, maka pada hari ini kita akan menjadi sosok baru yang berbeda dari sebelumnya. Kita akan menjadi muslim sejati yang bersih dari noda dosa sebagaimana dilukiskan Rasulullah melalui sabdanya:

فَمَنْ صَامَهُ وَقَامَهُ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا خَرَجَ مِنْ ذُنُوْبِهِ كَيَوْمِ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ.

“Orang yang berpuasa dan mendirikan shalat malam dengan dasar iman dan mengharapkan pahala dari Allah, niscaya akan terbebas dari dosa-dosanya seperti ketika dilahirkan oleh ibunya.” (HR Ibnu Majah dan Ibnu Khuzaimah)

Namun sebaliknya, jika ibadah puasa dilaksanakan sekadar untuk menggugurkan kewajiban, maka kita takkan mendapatkan keistimewaan Ramadhan. Ibadah Ramadhan hanya akan menjadi rutinitas tahunan yang tak membawa perubahan apa-apa. Ibadah puasa takkan memperbarui diri dan kepribadian kita menjadi lebih baik. Janganlah sampai kita termasuk orang-orang yang rugi seperti disabdakan Rasulullah Saw. dalam hadistnya:

رُبَّ صَائِمٌ لَيْسَ لَهُ مِنْ صِيَامِهِ إِلاَّ الْجُوْعْ وَالْعَطَشْ . 

”Berapa banyak orang yang puasa tidak mendapat dari puasanya kecuali lapar dan dahaga.” (HR Nasai dan Ibnu Majah) 

Kesuksesan menjalankan ibadah puasa bukan terletak pada kekuatan menjauhi faktor yang membatalkannya sejak fajar menyingsing hingga matahari terbenam. Tapi harus tercermin dari sikap dan perilaku kita sebelas bulan berikutnya. Sejak hari ini sampai Ramadhan yang akan datang. Oleh sebab itu, mari jadikan hari kemenangan ini sebagai momentum perubahan. Patrikan niat untuk mengisi hari-hari di masa depan, dengan aktivitas multiguna yang bernilai ibadah. Kuatkan tekad untuk menjadi pembaharu, lalu hadirkan perubahan positif bagi keluarga, lingkungan dan masyarakat dalam menghadapi problematika kehidupan yang semakin kompleks. Amien ya rabbal ‘alamien

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahilhamd.

Hadirin, Kaum Muslimin Sidang I’d yang berbahagia ! 

Tantangan Nyata Membangun Negeri

Tantangan nyata yang dihadapi kehidupan kita, terutama dalam proses pembangunan bangsa dan negara saat ini, antara lain ialah masih tingginya angka kebodohan, pengangguran-kemiskinan, masalah kesehatan, krisis moral anak bangsa dari rakyat hingga para pejabat, dan semakin derasnya penjajahan gaya baru: kapitalisme global, materialisme, hedonisme, pragmatisme, sekuerisme, liberalisme, termasuk liberalisme keagamaan, dll. Tentu saja ini menjadi tantangan tersendiri bagi kita dalam lingkup negara yang sedang berkembang. Dalam sejarah panjang kehidupan manusia bahwa masalah-masalah yang muncul, karena disebabkan oleh faktor manusianya sendiri, sebagaimana diisyaratkan Alqur’an QS. Ar-Rum, 30: 41:

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ (٤١)

“telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Diantara bentuk-bentuk perbuatan manusia yang menyebabkan kemunduran dan kehancuran umat/bangsa, sebagaimana telah terjadi pada umat-umat terdahulu terdahulu, antara lain:

a. Kufur nikmat (todak mensyukuri nikmat)

b. Perbuatan dzolim;

c. Banyak melakukan dosa dan maksiat;

d. Merjalelanya kerusakan dan kebejatan;

e. Meremehkan amar ma’ruf nahi munkar;

f. Bermumalah dengan cara riba dan membiarkan perzinahan;

g. Menyelisihi perintah Rasululullah SAW.

h. Hilangnya keadilan dan tidak ditegakkannya hukum-hukum Allah;

i. Bersikap ekstrim dalam segala perkara;

j. Terlalu cinta dunia (melupakan urusan akhirat);

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahilhamd.

Hadirin, Kaum Muslimin Sidang I’dul Fitri yang berbahagia 


Nilai Ibadah Ramadhan-Idul Fitri dan Visi Kota Cirebon RAMAH

Kita patut bersyukur kepada Allah SWT bahwa kita telah mendapatkan pendidikan yang sangat berarti di madrasah Ramadhan, yang dapat menguatkan ketaqwaan kita kepada Allah SWT. Sebagai modal dan landasan utama dalam mebangun manusia yang berkualitas, sehingga pada gilirannya kita akan mampu menghadapi tantangan kehidupan yang semakin kompleks tersebut, semoga kita juga terhindar dari aszab dan murka Allah SWT. 

Sebagai masyarakat Kota Cirebon kita pun merasa bersyukur dan bangga bahwa dengan Visi Kota Cirebon yang telah dicanangkan Pasangan Walikota/Wakil Walikota Cirebon: Bapak Drs. H. Ano Sutrisno, MM.dan Bapak Drs. H. Nasrudin Azis, SH. adalah “Terwujudnya Kota Cirebon Sebagai Kota yang Religius, Aman, Maju, Aspiratif dan Hijau (RAMAH) pada Tahun 2018”. Visi ini sangat jelas memiliki jangkauan ke depan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup dan kehidupan warga Kota Cirebon dalam berbagai aspeknya. Ditinjau dari perspektif Islam yang Rahmatan lil’alamin, visi ini juga Insya Allah dapat menghantarkan kita menuju kehidupan yang lebih baik di dunia, maupun di akhirat kelak (hasanah fiddunya dan hasanah filakhirat). Pertanyaan besar kita adalah “BAGAIMANA UPAYA KITA UNTUK IKUT SERTA MEWUJUDKANNYA?” Nilai-nilai Ibadah Ramadhan dan I’dul fitri dapat menjadi energi positif dalam mewujudkannya.

Kehidupan yang religius adalah kebutuhan asasi setiap individu, kehidupan yang religius adalah sebuah kondisi yang harus menjadi sentuhan dalam seluruh aspek kehidupan kita, dimulai dari kehidupan keluarga sebagai institusi terkecil dari lapisan kehidupan masyarakat yang lebih luas, lingkungan tetangga, lingkungan tempat kita bekerja, sampai dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sentuhan religi sangat terasa selama bulan Ramadhan, kita melaksanakan segala upaya ketataatan terhadap perintah Allah SWT dan kita juga berusaha untuk menghindarkan diri dari hal-hal yang sia-sia dan kemaksiatan. Suasana yang agamis (Islami) sangat terasa dan nampak dalam setiap langkah dan kondisi kehidupan. Inilah cermin religiusitas yang kita harus bawa dari madrasah Ramadhan untuk membangun Kota Cirebon yang religius. Dimulai dari sikap kita dan kebijakan pemerintah dan wakil rakyat yang agamis, akan menjadi momentum penting dalam akselerasi pencapaian visi religius kota yang kita banggakan ini, karena sesungguhnya kehidupan keagaman rakyat sangat ditentukan juga oleh kondisi keagamaan para pemimpinnya. Sebagaimana pernyataan Ibnu Khaldun (sosiolog muslim kenamaan) : “diinurroo’iyati biddiini muluukihim”. Daya dukung yang memfasilitasi kehidupan yang religius harus selalu diupayakan, dari mulai penguatan kelembagaan Islam, pendidikan keagamaan, perda-perda syari’ah dan juga anggaran yang memadai untuk mengembangkan kehidupan beragama. Dan ini sudah dimulai di Kota Cirebon dengan diterbitkannya Perda Pelarangan Minuman Beralkohol sampai dengan nol persen dan Perda Pendidikan Keagamaan. Dengan demikian harapan untuk mewujudkan kota Cirebon yang religius dapat segera terwujud Insya Allah.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahilhamd.

Hadirin, Kaum Muslimin Sidang I’dul Fitri yang berbahagia !

Nilai kefitrahan berikutnya adalah adanya sebuah pengakuan terhadap eksistensi kebesaran Allah SWT sebagai satu-satu nya Dzat yang wajib kita sembah, dengan kata lain sentuhan keimanan menjadi landasan setiap pribadi muslim. Bulan suci Ramadhan telah mendidik kita untuk mencapai puncak keimanan, puncak kesadaran akan eksistensi Tuhan. Jiwa manusia yang kadang didominasi nafsu amarah yang selalu mengajak kepada keburukan, sebagaimana dalam QS 12, Yusuf: 53:

وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لأمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ (٥٣)

“dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang”.

Pada ramadhan itulah spiritualitas seseorang meningkat, sehingga syaitan-syaitan menjadi terbelenggu, sebagaimana dalam Sabda Rasululullah SAW: 
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ – رضى الله عنه – أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ ».

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Ketika Ramadhan datang maka dibukalah pintu-pintu surga, dan ditutuplah pintu-pintu neraka, dan dirantailah syetan-syetan. (Hadits Riwayat Al-Bukhari nomor 1899, dan Muslim nomor 1079).

Pada bulan Ramadhan kita selalu diajarkan Allah SWT dan Rasulnya untuk lebih banyak lagi berbuat amal sholeh dengan melaksanakan kewajiban Ibadah puasa dan sunah-sunahnya. Kita juga selalu didorong untuk meninggalkan hal-hal tercela, serbagaimana Sabda rasulullah SAW:

خمس يفطرن الصائم الكذب والغيبة والنميمة واليمين الكاذبة والنظر بشهوة

“ Lima perkara yang membatalkan pahala orang yang berpuasa; dusta, ghibah, adu domba, sumpah palsu dan melihat dengan syahwat “.

Sehingga sangatlah pantas, apabila pintu surga menjadi terbuka lebar dan pintu neraka menjadi tertutup rapat. Karena kemampuan kita untuk mengendalikan diri dari hal-hal tercela. Apabila manusia sudah berada pada posisi ketaatan kepada perintah Allah, maka ia dipastikan pula akan terbebas dari belenggu syaitan. Sehingga kondisi manusia menjadi aman. Apabila kita berharap kota kita akan lebih aman, tentram dan barokah, maka peningkatan kualitas Iman sebagaimana pada bulan Suci Ramadhan harus selalu kita tingkatkan, iman harus menjadi landasan dalam setiap langkah kebijakan personal maupun sosial pemerintahan di Kota ini. Allah SWT berfirman:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ .

Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. [Al A’raf 7.96].

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahilhamd.

Hadirin, Kaum Muslimin Sidang I’dul Fitri yang berbahagia !

Nilai-nilai ibadah Ramadhan, sungguh dapat dijadikan modal bagi kita dalam menggapai Kota Cirebon yang maju dalam berbagai aspek kehidupan. Menurut Badan Program Pembangunan Dunia, UNDP-PBB, bahwa salah satu Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) adalah bidang pendidikan. Bulan Ramadhan yang baru berlalu benar benar telah menjadi madrasah (tempat pembinaan/pendidikan) yang universal dan integral, yang menguatkan dan mencerahkan hampir seluruh potensi diri manusia, dan inilah model pendidikan masa depan, yang menjadi faktor kemajuan peradaban manusia. Pendidikan yang memelejitkan seluruh aspek potensi manusia, diantaranya:

1. Madrasah Ruuhiyah (pendidikan mental-spiritual): puasa berfungsi sebagai sarana tazkiyatunnafs (pembersihan jiwa), dimana orang yang berpuasa selain menjaga dirinya untuk tidak makan dan minum, juga di tuntut untuk mematuhi perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, melatih diri untuk menyempurnakan ibadahnya kepada Allah walau dalam keadaan lapar, bersikap jujur, menjaga dari ucapan yang kotor dan keji, sifat dengki dan hasad. Dimana dalam puasa juga ada hikmah yang memenangkan ruh ilahi atas materiil dan akal atas nafsu angkara murka. Rasululullah SAW bersabda:

الصوم نصف الصبر” (puasa itu setengah dari kesabaran). Dengan Ibadah puasa Ramadhan kita dilatih untuk bersabar dalam menjalankan ketaatan (ibadah-ibadah di bulan suci Ramadhan) dan dilatih untuk sabar dalam menahan dari hal-hal yang dilarang atau yang membatalkan beribadah puasa. Sungguh yang demikian merupakan riyadhoh (latihan) yang intensive yang jarang dilakukan di luar bulan Ramadhan. 

Dalam hadits yang lain Rasululullah SAW bersabda: “ الصبر نصف الإيمان (Kesabaran setengah dari Iman). Inilah energi positif yang dihasilkan oleh Ibadah puasa, menghubungkan antara puasa, sabar dan keimanan. Hasilnya kita menjadi orang-orang yang selalu taat atas perintah Allah dan taat meninggalkan larangan-Nya. Inilah mentalitas manusia yang dibutuhkan saat ini, manakala manusia sudah terjerumus pada kecintaan terhadap dunia yang berlebihan (materialisme, hedonisme dan pragmatisme), sehingga hampir menghilangkan eksistensi Tuhan dalam dirinya. Akibat sikap tidak jujur (berdusta), sombong, riya’, hasud, dan penyakit hati lainnya sudah dianggap biasa. 

2. Madrasah Jasadiyah; Ibadah puasa merupakan ibadah yang tidak hanya membutuhkan pengendalian hawa nafsu tapi juga membutuhkan kekuatan fisik. Dan puasa juga dari segi kesehatan akan membersihkan usus-usus, memperbaiki kerja pencernaan, membersihkan tubuh dari sisa-sisa endapan makanan, mengurangi kegemukan dan menenangkan kejiwaan atas aspek materiil yang ada dalam diri manusia. Rasululullah SAW bersabda: صُوْمُوْاتَصِحُّوْا“berpuasalah nicaya kalian akan sehat” .Jasmani yang sehat merupakan modal utama untuk melakukan tugas dan fungsi manusia sebagai hamba Allah maupun sebagai khalifatullah fil ard.

3. Madrasah Ijtima’iyah (Pembinaan sosial): 

Allah SWT berfirman :

إنما المؤمنون إخوة فأصلحوا بين أخويكم

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman saling bersaudara, maka damaikanlah antara saudara kalian (jika berselisih).(QS. Al-Hujurat, 49: 10)

واعتصموا بحبل الله جميعا ولا تفرقوا

“Dan berpegang teguhlah kalian pada tali Allah dan jangan bercerai-berai” (QS. Qli Imaran: 103)

Kerukunan dan persaudaraan antar sesama umat manusia menjadi pilar penting dalam suatu kemajuan. Madrasah Ramadhan telah menyentuh kita untuk menguatkan jiwa sosial (social intelligence) yang melahirkan suasana yang harmonis antar sesama kita. Madrasah Ramadhan telah mendorong suasana kehangatan keluarga pada saat berbuka puasa, makan sahur dan menguatkan ukhuwah antara sesama kita pada saat shalat berjamaah di masjid dan menjalan shalat sunah tarawih. Kebiasaan kita berbagi (shodaqoh) dan membantu sesama kita yang membutuhkan, sungguh merupakan modal sosial yang amat berharga dalam mencapai visi kemajuan suatu bangsa. Rasululullah saw bersabda:

حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَزِيدَ اللَّيْثِيِّ عَنْ أَبِي أَيُّوبَ الْأَنْصَارِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَحِلُّ لِرَجُلٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلَاثِ لَيَالٍ يَلْتَقِيَانِ فَيُعْرِضُ هَذَا وَيُعْرِضُ هَذَا وَخَيْرُ هُمَا الَّذِي يَبْدَأُ بِالسَّلَامِ - بخاري

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Malik dari Ibnu Syihab dari 'Atha` bin Yazid Al Laitsi dari Abu Ayyub Al Anshari bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak halal bagi seorang laki-laki mendiamkan saudaranya melebihi tiga malam, (jika bertemu) yang ini berpaling dan yang ini juga berpaling, dan sebaik-baik dari keduanya adalah yang memulai mengucapkan salam." (HR. Bukhari).

حدثنا خلاد بن يحيى قال حدثنا سفيان عن أبي بردة بن عبدا الله بن أبي بردة عن جده عن أبي موسى عن انبي صلى الله عليه و سلم قال إِنَّ الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا وَشبك أصابعه - بخاري 

“Nabi saw bersabda: sesungguhnya orang mukmin yang satu dengan yang lain seperti bangunan. Yang sebagian menguatkan sebagian yang lain. Dan Nabi menggabungkan jari-jari tangannya”. (HR.Bukhari). 

Inilah persudaraan muslim yang sesungguhnya, persudaraan sejati, yang didasari dengan keimanan dan ketulusan, yang wajib kita bumikan dalam membangun masyarakat yang maju.

4. Madrasah Khuluqiyah (Pendidikan Akhlak); Puasa juga mendidik manusia untuk memiliki akhlaq yang mulia dan terpuji, sabar dan jujur serta tegar terhadap segala ujian dan cobaan, hal ini terlihat dari arahan Rasulullah Saw. dalam meriwayatkan Hadits Qudsi, bahwa Allah SWT. berfirman: “Orang yang berpuasa wajib meninggalkan akhlaq yang buruk. Segala tingkah lakunya haruslah merupakan cerminan dari budi yang luhur. Ia wajib menjaga diri, jangan sampai melakukan ghibah (mempergunjingkan diri orang lain, gosip), atau melakukan hal-hal yang tiada berguna, sehingga Allah berkenan menerima puasanya”. 

Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a.: “Apabila seorang dari kamu sekalian berpuasa, maka janganlah ia berkata kotor dan berteriak. Bila dicela orang lain atau dimusuhi, maka katakanlah: “Aku ini sungguh sedang puasa”. Dalam hadits lain disebutkan: Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang tidak mampu meninggalkan perkataan dusta, dan melakukan perbuatan dusta, maka Allah tidak membutuhkan lapar dan dahaga mereka” (HR Bukhari dan Abu Dawud).

5. Madrasah Jihadiyah (Pembinaan Semangat Juang/Jihad)

Puasa juga merupakan sarana dalam menumbuhkan semangat jihad dalam diri umat, terutama jihad dalam memerangi musuh yang ada dalam jiwa setiap muslim; mengikis hawa nafsu, dan berusaha menghilangkan dominasi jiwa yang selalu membawanya kepada perbuatan yang menyimpang. Allah berfirman:

وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي إِنَّ النَّفْسَ لَأَمَّارَةٌ بِالسُّوءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّي إِنَّ رَبِّي غَفُورٌ رَحِيمٌ

“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang”. (Yusuf, 12:53)

6. Madrasah Hadloriyah (Pembinaan Peradaban)

Puasa juga sebagai wahana peradaban yang dapat memajukan kehidupan manusia yaitu bahwa puasa mendidik manusia untuk bersikap disiplin dengan waktu, seperti waktu sahur dan berbuka, saat waktunya telah habis untuk sahur maka wajib bagi yang akan berpuasa untuk menahan diri dari makan dan minum walaupun di hadapannya tersedia hidangan yang lezat.

Sebagaimana pula bulan Ramadhan mengajarkan untuk menjaga kesatuan umat. Kesatuan umat merupakan kebutuhan yang mendesak. Akan tetapi perlu dipahami, kesatuan yang dimaksud adalah kesatuan yang dikemas dalam bingkai Islam. Jika tidak, peluang musuh-musuh Islam kian besar mencerai-beraikan ummat melalui propaganda-propaganda mereka.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahilhamd.

Hadirin, Kaum Muslimin Sidang I’dul Fitri yang berbahagia !

Sinergitas dalam Mewujudkan Visi RAMAH

Untuk mewujudkan Visi Kota kita yang RAMAH, diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dari semua pihak, dengan membumikan nilai-nilai Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri, dimulai dari kehidupan keluarga, masyarakat dan terutama pemerintah Kota Cirebon. Insya Allah nilai-nilai tersebut akan menjadi energi positif sekaligus menjadi modal dalam mewujudkan Kota Cirebon yang religius, aman, maju, aspiratif dan hijau. Sinergitas antar komponen ummat benar-benar harus terjaga, mengingat Rasulullah SAW bersabda: 

قوام الد نيا بأربعة أشياء: بعلم العلماء وبسخاوة الأغنياء وبعدائل الأمراء وبأدعية الفقراء.

“Tiang penopang dunia/negara itu ada 4 (empat) unsur: 1) ilmunya para ulama (cendikiawan/pakar);2) Kedermawanan para aghniya (orang kaya/konglomerat/pengusaha); 3) Adilnya para pimpinan pemerintahan; dan 4) do’anya orang-orang fakir (kaum lemah).

Selanjutnya Imam Al-Ghazali al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumuddin ( Juz 2 Hal : 351)

memberikan peringatan kepada segenap komponen ummat (baik itu umara, ulama dan rakyat), agar tetap berada dalam tugas pokoknya masing-masing. Bukan sebaliknya terjadi disorientasi fungsi dinatara komponen ummat, yang menimbulkan kemadlaratan dan kegagalan dalam pencapaian visi misi kehidupan bersama:

ففساد الرعايا بفساد الملوك, وفساد الملوك بفساد العلماء, وفساد العلماء باستيلاء حب المال والجاه, ومن أستولى عليه حب الدنيا لم يقدر على الحسبة على الأراذل فكيف على الملوك والأكابر والله المستعان على كل حل

"Sesungguhnya, kerusakan rakyat disebabkan oleh kerusakan para penguasanya, dan kerusakan penguasa disebabkan oleh kerusakan ulama, dan kerusakan ulama disebabkan oleh cinta harta dan kedudukan, dan barang siapa dikuasai oleh ambisi duniawi ia tidak akan mampu mengurus rakyat kecil, apalagi penguasanya. Allah lah tempat meminta segala hal."

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahilhamd.

Hadirin, Kaum Muslimin Sidang I’dul Fitri yang berbahagia !

Dengan semangat kebersamaan dalam membumikan nilai-nilai ibadah Ramadhan dan Idul Fitri, mari kita wujudkan Kota Cirebon yang RAMAH. kita pertahankan kualitas iman (mental spiritual), kita ciptakan solidaritas sosial-ukhuwah yang tinggi, kita usahakan agar jasmani kita selalu sehat, kita pelihara agar semangat juang kita dalam membangun selalu terpelihara, kita tegakkan displin dalam setiap langkah kehidupan kita. Jangan sampai kesucian diri kembali kita kotori dengan kemaksiatan dan perbuatan dosa kembali. Allah Swt. Berfirman: “Dan janganlah kamu seperti perempuan yang mengurai tenunannya yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai.” (QS. An-Nahal:92). Ilustrasi yang diberikan Tuhan dalam ayat ini mengandung ‘ibrah bahwa jangan sampai kita melemahkan kembali apa yang sudah kita kukuhkan hanya karena keuntungan material atau kepentingan. Jangan sampai kita merusak apa yang telah kita perbaiki selama ini. Jangan sampai kita kembali kepada kesesatan setelah menemukan kebenaran. Akhirnya, jangan sampai kita mengotori kembali diri setelah berada dalam kefitrahan. Semoga. Mohon Maaf lahir dan bathin. Semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah swt. Dan kita menjadi orang yang bertaqwa. Wallahu a’lam.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْم

الخطبة الثانية

اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ (7x)


الْحَمدُ للهِ حَمْداً كَثِيْراً طَيِّباً مُبَاركَاً فِيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، وَأشْهَدُ أنْ لاَ إلَهَ إلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، أمَّا بَعْدُ: فَيَا أيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوا اللهَ تَعَالَى حَقَّ التَّقْوَى. وَاعْلَمُوْا أنَّ اللهَ أمَرَكُمْ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَتِهِ الْمُسَبِّحَةِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعَالى إنَّ اللهَ وَمَلائِكَتِهِ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِيِّ يَا أيُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا ، 

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar walillahilhamd.

Hadirin, Kaum Muslimin Sidang I’dul Fitri yang berbahagia 

Izinkan khotib mengajak hadirin, untuk mendo’akan pemimpin nasional kita, Presiden terpilih, Para Pemimpin Kota Cirebon, juga kaum muslimin di seluruh penjuru dunia terutama Saudara-saudara kita di Palestina yang terus di jajah, ditindas dan dibunuh secara kejam oleh Zionis Israel Laknatullah a’laihim: 

الَّلهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَشَفِيْعِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلىَ آلِهِ وَأصْحَابِهِ أجْمَعِيْنَ وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ سَيِّدِنَا أبي بَكْرِ نِ الصِّدِّيْقِ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ كُلِّ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ إلىَ يَوْمِ الدِّيْنِ وَعَلَيْنَا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ ، الَّلهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأمْوَاتِ إنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ يَا قَاضِيَ الحْاَجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا أرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. 

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِنَا، اَللَّهُمَّ وَفِّقْهُمْ لِمَا فِيْهِ صَلَاحُهُمْ وَصَلَاحُ اْلإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَعِنْهُمْ عَلَى الْقِيَامِ بِمَهَامِهِمْ كَمَا أَمَرْتَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ أَبْعِدْ عَنْهُمْ بِطَانَةَ السُّوْءِ وَالْمُفْسِدِيْنَ وَقَرِّبْ إِلَيْهِمْ أَهْلَ الْخَيْرِ وَالنَّاصِحِيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُوْرِ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ


“Ya Alloh, jadikanlah pemimpin kami orang yang baik. Berikanlah taufik kepada mereka untuk melaksanakan perkara terbaik bagi diri mereka, bagi Islam, dan kaum muslimin. Ya Allah, bantulah mereka untuk menunaikan tugasnya, sebagaimana yang Engkau perintahkan, wahai Rabb semesta alam. Ya Allah, jauhkanlah mereka dari teman dekat yang jelek dan teman yang merusak. Juga dekatkanlah orang-orang yang baik dan pemberi nasihat yang baik kepada mereka, wahai Rabb semesta alam. Ya Allah, jadikanlah pemimpin kaum muslimin sebagai orang yang baik, di mana pun mereka berada.”
اللَّهُمَّ إنَّا نَسْتَعِينُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ وَلاَ نَكْفُرُكَ، وَنُؤْمِنُ بِكَ وَنَخْلَعُ مَنْ يَفْجُرُكَ، اللَّهُمَّ إيَّاكَ نَعْبُد، ولَكَ نُصَلِّي وَنَسْجُد، وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنحْفِدُ، نَرْجُو رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ، إنَّ عَذَابَكَ الجِدَّ بالكُفَّارِ مُلْحِقٌ.
اللهمَّ انْصُرْ إخوانَنَا الْمُسْتَضْعَفِين في فِلِسْطِين اللهمَّ انْصُرْ إخوانَنَا الْمُسْتَضْعَفِين في سورية اللهمَّ انْصُرْ إخوانَنَا الْمُسْتَضْعَفِين في روهينجيا اللّهُمَّ انْصُرْ إخْوانَنَا الْمُجاهِدِين في فلسطينوا في سورية وا في روهينجيا اللهم انصرهم نصراً مؤَزَّرَاً اللهم وَحِّدْ كَلِمَتَهُم وسَدِّدْ رَمْيَهُم وَأَنْزِلْ فِي قُلُوْبِهِم السَكِينةَ اللهم كن لهم وليّاً ونصيراً، اللهم أنهم مَظْلُومُون فَانْتَصِرْ لَهُمْ، إِنَّهُمْ فُقَرَاءُ فَأَغْنِهِمْ.اللّهُمَّ ارْحَمْ مَوْتَاهُمْ وَاشْفِ جُرْحَاهُمْ. وَتَقَبَّلْ شُهَدَاءَهُمْ، اللهمَّ أَيِّدْهُمْ بِتَأْيِيْدِكَ وَاحْفَظْهُمْ بِحِفْظِكَ يَا قَوِيُّ يَا عَزِيزُ
اللَّهُمَّ مُنَزِّلَ الْكِتَابِ، مُجْرِيَ السَّحَابِ، سَرِيعَ الْحِسَابِ، هَازِمَ الأَحْزَابِ اهْزِمْ اليهودَ الْمُعْتَدِينْ وَالصَّهَايِنَةَ الإسْرَائِلِيِّينَ الغَاصِبِيْنَ وَزَلْزِلْهُمْ وعَذِّبْهُمْ عَذَاباً شَدِيْداً. اللهمَّ إنَّهُمْ قَدْ بَغَوْا وَسعَوا فِي الأرْضِ فَسَاداً. اللهمَّ فَرِّقْ جَمْعَهُمْ وَشَتِّتْ شَمْلَهُمْ وَأنْزِلْ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ. وَاجْعَلْ بَأْسَهُمْ بَيْنَهُم شَدِيْدًا، وَيَامُنْتَقِمُ مِنَ الْمُجْرِمِينَ اِنْتَقِمْ مِنْهُمْ وَأَنْزِلْ عَلَيْهِمْ بَأْسَكَ الَّذِي لاَيُرَدُّ عَنِ الْقَوْمِ الْمُجْرِمِينْ
اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْغَلاَ وَالْبَلاَءَ وَالرِّبَا وَالزِّنَا وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا خَاصَّةً وَعَنْ سَائِرَ بِلاَدِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

ربنا تقبل منا صلاتنا وصيامنا وتعبدنا وتمم تقصيرنا يا اله العلمين ربنا أتنا فى الدنيا حسنة وفى الأخرة حسنة وقنا عذاب النار وأدخلنا الجنة مع الأبرار يا عزيز يا غفار يا رب العالمين جعلنا الله واياكم من العائدين الفائزين المقبولين وأنتم كل عام بخير
وَصَلىَّ اللهُ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

“Ya Allah berilah keteguhan pada kami bersama orang yang mendapat hidayah, berikanlah pada kami afiyah (kesehatan dan keselamatan) bersama orang yang engkau beri afiyah,, jadikanlah pada kami pelindung bersama orang yang Engkau lindungi, berkanlah kepada kami keberkahan dari apa yang Engkau berikan kepada kami, selamatkanlah kami dari keburukan yang Engkau telah tetapkan. Sesungguhnya Engkaulah yang memutuskan dan bukan yang diputuskan, sesungguhnya Engkau tidak menghinakan orang yang berlindung pada-Mu, Maha Suci Engkau dan Maha Agung”.

Ya Allah kami memohon pertolongan kepada-Mu, beristighfar pada-Mu dan tidak kufur pada-Mu, kami beriman pada-Mu dan berlepas dari orang yang bermaksiat kepada-Mu. Ya Allah hanya pada-Mu lah kami beribadah, shalat dan sujud, kepada Engkau kami beramal dan berusaha, kami mengharap rahmat-Mu dan takut akan adzab-Mu. Sesungguhnya adzab-Mu pasti sampai pada orang kafir.

Ya Allah tolonglah saudara kami yang terdhalimi di Palestina, Ya Allah tolonglah saudara kami yang terdhalimi di Suriah, Ya Allah tolonglah saudara kami yang terdhalimi di Rohingya, Ya Allah tolonglah saudara kami mujahidin di Palestina, di Suriah dan di Rohingya. Ya Allah tolonglah mereka dengan pertolongan yang kuat, satukanlah kalimat mereka, tepatkanlah tembakan mereka, turunkanlah kepada mereka sakinah, jadilah Engkau penolong dan pelindung mereka, Ya Allah mereka terdhalimi maka belalah mereka, mereka faqir berilah mereka kecukupan, rahmatilah orang yang meninggal di antara mereka, sembuhkanlah yang luka diantara mereka, terimalah yang mati syahid di antara mereka, ya Allah dukunglah mereka dengan dukunganMu, jagalah mereka dengan penjagaanMu, Wahai Dzat Yang Maha Kuat Maha Perkasa.

Ya Allah Dzat yang menurunkan kitab, menjalankan awan, Yang Maha Cepat perhitungannya, Yang mengalahkan pasukan sekutu, kalahkan Yahudi dan goncangkanlah mereka dengan goncangan yang dahsyat. Ya Allah mereka telah kurang ajar dan berbuat kerusakan di bumi, ya Allah berantakanlah kumpulan mereka cerai beraikan mereka, lemparkan di hati mereka rasa takut. Ya Allah jadikanlah perselisihan yang sengit antar mereka, wahai Dzat Yang Maha membalas, balaslah kaum durjana, dan turunkan atas mereka siksa-Mu yang tidak bisa dielakkan oleh kaum yang zhalim.”

No comments:

Post a Comment