Saturday, January 19, 2013

IBLIS LEBIH BERIMAN DARI PADA MANUSIA

Oleh: Ibnu Malik, S.Pd.I.

Sebelum membahas keimanan antara manusia dan iblis, mari kita kaji dahulu tentang definisi iman dan yakin. Dua kata ini seperti pedasnya cabai dan pedasnya lada. Ada juga seperti orang inggris yang bilang bahwa cabai itu hot begitu juga dengan lada yang berrasa hot. Padahal keduanya mempunyai rasa pedas yang berbeda. 

Secara etimologi, iman berasal dari bahasa Arab yaitu اٰمَنَ - يُؤْمِنُ – اِيْمَانً yang secara singkatnya berarti percaya. Kemudian yakin dalam kamus Bahasa Indonesia berarti percaya (tahu, mengerti) sungguh-sungguh; (merasa) pasti (tentu, tidak salah lagi): hakim -- akan kesalahan terdakwa itu; ia berkata dng -- nya, berkata dng pasti 

Makna kata iman dan yakin seperti tidak ada perbedaan. Namun pada aslinya, ada perbedaan yang sangat tipis tetapi fatal. Sebagai analogi, jika kita percaya bahwa di Arab Saudi ada Kabah, sedangkan kita belum pernah melihat secara langsung maka inilah yang dinamakan iman. Sedangkan jika kita pernah berangkat ke Mekkah dan melihat Kabah, kemudian kita percaya tentang adanya Kabah maka inilah yang dinamakan yakin. Kedudukannya pun otomatis berbeda. Antara iman dan yakin tentunya lebih kuat yakin karena telah melihat dan membuktikan sendiri objeknya. 

Seperti halnya dengan yang terjadi pada syetan atau iblis. Mereka semua adalah makhluk Allah SWT., yang sudah terbiasa berdialog dengan Allah SWT. Sangat berbeda dengan manusia yang baru mengenal Allah dari ayat-ayat baik kauniyah maupun qauliyah saja. Manusia belum pernah bertemu maupun berbicara dengan Allah SWT., kecuali Nabi-nabi tertentu seperti Musa as. Maka derajat manusia dalam hal ini termasuk beriman.

Hal ini pula yang membuat manusia menjadi istimewa. Ini dikarenakan jika keimanan seseorang tinggi, maka nilai keimanan tersebut lebih tinggi dari pada keyakinan. Dalam kondisi belum menemui Allah SWT, manusia sudah mampu percaya bahwa Allah itu ada apa lagi jika mencapai derajat yakin. Subhanallah.

Jika syetan atau iblis melakukan kesalahan, maka akan dihukumi kafir dan dimasukkan ke dalam neraka oleh Allah SWT. Berbeda dengan manusia yang jika melakukan pelanggaran atau, mereka akan dihukumi dosa kemudian diberi kesempatan untuk bertaubat.



Ketika iblis sebelum mendapatkan murka Allah SWT., mereka adalah makhluk yang paling taat dan rajin beribadah kepada Alllah. Bahkan sujudnya saja sampai ribuan tahun. Namun karena suatu ketika Allah mengujinya untuk bersujud kepada Adam as., kemudian mereka Menolak dengan alasan mereka merasa lebih mulia dari pada manusia. Sikap inilah yang menjadi penyebab iblis mendapat murka Allah SWT. Sikap seperti ini dinamakan dengan dengki.

Dengki

Belum cukup sampai di situ, ketika Allah SWT., hendak memasukan iblis ke dalam neraka pada saat itu mereka menolak keputusan Allah untuk yang kedua kalinya. Mereka meminta penangguhan kepada Allah agar mereka bisa menggoda dan mengajak umat keturunan Adam as., agar masuk ke neraka. Padahal seandainya mereka menerima keputusan Allah yang pertama untuk masuk ke neraka, pada saat itu masih mungkin untuk mereka diangkat dari neraka pada saat kiamat nanti. Sungguh karena dengki, iblis telah celaka sehingga mendapatkan neraka setelah hari kiamat dan mendapatkan keabadian di neraka.

Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwa Rasululloh saw., bersabda:
“Ada tiga hal yang menjadi akar semua dosa. Jagalah dirimu dan waspadalah terhadap ketiganya. Waspadalah terhadap kesombongan, sebab kesombongan telah menjadikan iblis menolak bersujud kepada Adam. Waspadalah terhadap kerakusan, sebab kerakusan telah menyebabkan Adam memakan buah dari pohon terlarang. Dan jagalah dirimu dari dengki, sebab dengki telah menyebabkan salah seorang anak Adam membunuh saudaranya.” (HR Ibnu Asakir). 

Begitu bahayanya sikap dengki ini, sehingga menuntun Qobil (anak Adam as.,) untuk membunuh Habil (saudara kandungnya). Dalam kitab Duratun al naashihiin diceritakan bahwa Qobil adalah orang yang akan menjadi pemimpin orang-orang dengki ketika di dunia, untuk masuk ke dalam neraka di akhirat nanti. 

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia dengki berarti, deng.ki [a] menaruh perasaan marah (benci, tidak suka) krn iri yg amat sangat kpd keberuntungan orang lain: perkataan itu timbul krn -- saja; mengapa engkau -- thd sahabatmu itu. Sumber: http://kamusbahasaindonesia.org/dengki/mirip.

Dengki adalah penyakit hati yang ada pada diri manusia. Yaitu tidak senang jika orang lain mendapatkan nikmat dari Allah SWT. Bahkan sampai berusaha untuk menghilangkan nikmat itu. Dengki dapat membuat manusia lupa bahkan tidak sadar akan perbuatannya. Dengki dapat membuat seseorang menyakiti orang lain, teman, bahkan saudaranya sendiri. sungguh penyakit yang sangat berbahaya. Yaa Allah, jauhkanlah kami dari dengki dan segala penyakit hati.

No comments:

Post a Comment