Tentara Israel Yang Kalah Perang |
Roket meluncur ke Israel |
KAIRO,
suaramerdeka.com - Delapan hari melakukan serangan udara
ke Jalur Gaza, Israel menyerah dengan memilih gencatan senjata. Hamas berhasil
mempertahankan wilayahnya dan mendesak Israel untuk menyetujui syarat penting
dalam gencatan kali ini.
Gencatan
senjata dibacakan di Kairo, Mesir. Berlaku mulai Rabu (21/11) malam sekira
pukul 21.00 waktu setempat, atau Kamis (22/11) dini hari waktu Indonesia.
Reuters melansir
perjanjian damai mengharuskan Israel menghentikan semua rangkaian serangan di
Gaza, dari udara, laut, maupun darat.
Gencatan
senjata juga mendesak semua faksi di Palestina menghentikan permusuhan terhadap
zionisme, termasuk menghentikan kiriman roket ke wilayah Israel di sepanjang
perbatasan kedua wilayah.
Selain
itu, Hamas menuntut Israel agar membuka blokade terhadap Gaza. Memang tidak
dikabulkan, tetapi negara-negara yang bersinggungan diwajibkan membuka semua
pintu perbatasan dari dan menuju Gaza.
Klasul
menghendaki agar faksi pemenang pemilu di Palestina 2007 ini menahan diri dari
transaksi persenjataan. "Prosedur pelaksanaan akan dilakukan dalam 24 jam
setelah gencatan disetujui," tulis pakta tersebut.
Pemimpin
Hamas di Mesir, Khaled Mashal mengatakan, pembebasan perbatasan untuk akses
ekonomi ke Gaza adalah kemenangan mutlak warga Palestina. Hal itu adalah satu
di antara kekalahan diplomasi zionis dalam upaya damai kali ini.
Sementara
Ehud Yaari, seorang pakar politik di Tel Aviv mengatakan isi
gencatan senjata adalah pukulan bagi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
"Gencatan kali
ini gambaran tidak terduga bagi Israel. Ini diluar keinginan Netanyahu,"
Ehud mengatakan demikian saat di Channel 2, dan dilansir, Times of
Israel, Kamis (22/11).
No comments:
Post a Comment