Wednesday, June 18, 2014

SEPUCUK CINTA UNTUK KEKASIH


Banyak saudara kita yang saat ini cemas menanti siapa kekasih hatinya yang akan datang. Pria dan wanita lajang yang sedang resah dan ada juga yang susah payah mencari siapa calon pasangan hidupnya. Setiap malam sholat hajat dan istikhoroh. Kadang ada juga yang sampai terlintas dalam pikirannya, harus bagaimana lagi. Walau pun sebenarnya jodoh adalah rahasia Yang Maha Kuasa. 

Tanpa mereka sadari, bahwa di saat yang bersamaan ada saudaranya yang sudah lebih dahulu mendapatkan kebahagiaan itu. Mereka juga sedang bersusah payah mengejar keinginannya. Itulah keinginan terbesar dan terakhir yaitu memberikan kebahagiaan sang keksaih hati. Kalau sang isteri yang sholehah, maka ia akan berusaha sekuat tenaga dan kemampuannya untuk itu. Begitu juga sebaliknya, suami yang hebat dan sejati adalah yang akan selalu berusaha memberikan kebahagiaan untuk isteri dan anak-anaknya. 

Namun apakah semua yang mengalami ini sudah merasakan kepuasan dalam berusaha? Bisa diperiksa ulang, dalam setiap diri kita apakah sudah menempuh dan mencapai target? Renungkan ulang, segala yang kita usahakan untuk membahagiakan keluarga. 

Ada isteri yang sampai tidak makan hanya karena suaminya belum pulang. Isteri menunggu suaminya pulang kerja di meja makan, sambil memandangi masakannya. Beberapa menit sebelumnya bahkan sang isteri menahan kesukaan makanannya, dengan tidak memasak makanan kesukaannya. Demi membahagiakan suaminya yang menyukai makanan berbeda. 

Di saat yang bersamaan, suami tidak makan di kantornya bersama temannya. Karena ingat bahwa pada saat itu adalah waktu isterinya masak dan menyajikan makan untuknya. Itulah jadwal makan bersama isterinya di rumah. Sepanjang jalan banyak pedagang yang berjualan dan aroma makanan yang menggoda. Namun sang suami tetap pada tekadnya untuk bisa makan di rumah bersama isteri tercinta. 

Sehingga sampailah tiba saatnya, pintu rumah terbuka dengan diiringi salam. Seketika itu juga isteri tercinta beranjak dari tempat duduknya dan menyambut kedatangan suaminya. Bahagia sekali kedua insan ini. Dengan cinta, mereka mengorbankan keinginan masing-masing. Saling berusaha memberi kebahagiaan walau pun hanya melalui hal-hal kecil. 

Kebahagiaan besar yang dicita-citakan umat manusia, bisa tercapai setelah kebahagiaan kecil terwujud. Sesuatu yang kecil bisa menjadi awal dari sesuatu yang besar. Ini juga bisa dijadikan sebagai sarana untuk latihan dalam mencapai kebahagiaan dan cita-cita besar.

No comments:

Post a Comment